Samarinda, infosatu.co – Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menyampaikan bahwa tantangan terbesar menghadapi penanganan tingginya kasus stunting adalah sumber daya manusia (SDM).
Menurut Akmal sarana dan prasarana penanganan kasus stunting sudah terbangun. Program dan kegiatan yang baik juga sudah banyak dilakukan. Namun, jika SDMnya tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap penurunan stunting maka hal itu akan sulit.
Ia menambahkan, data prevalensi stunting Kaltim pada 2023 adalah 22,9 persen atau mengalami penurunan sebanyak 1 persen dari tahun 2022 (23,9 persen). Namun angka tersebut masih lepas dari target dikisaran 16-20 persen.
“SDM itu memiliki peran yang sangat penting. Informasi stunting melalui podcast ini sangat bagus, tepat sasaran untuk generasi muda termasuk Gen Z,” kata Akmal saat menjadi bintang tamu Podcast dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Kamis (4/4/2024).
Lebih lanjut, Akmal memberi saran dari penanganan yang telah dilaksanakan, perlu dilihat bagian apa yang salah dalam proses penanganannya. Perlu dilakukan pembenahan tata kelola dengan pendekatan kolaboratif.
“Kita harus lihat faktor-faktor penyebabnya. Mudah-mudahan dengan introspeksi diri penanganan penurunan stunting ke depan semakin lebih baik,” tambahnya.
Terakhir, PJ Gubernur Kaltim mengingatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya percepatan penurunan stunting, serta sinergitas dan kolaborasi semua pihak.
“Jangan omon-omon saja, yg penting aksinya. Bagi remaja putri sering sering minum pil penambah darah dan makan makanan yang bernutrisi lengkap sebagai bagian dari pencegahan stunting,” tutupnya.