Madinah – Seorang jamaah haji Indonesia mengalami sakit dan harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah. Maka ia akan mengenakan pakaian ihram dan menyatakan niatnya sebelum berangkat ke Makkah.
“Sebenarnya ambil miqat di Bir Ali, tetapi karena sakit dan pergi menggunakan ambulans, maka lebih aman niatnya di KKHI,” kata konsultan ibadah KH Ahmad Wazir Ali saat mendampingi seorang pasien sakit di KKHI Madinah sebelum berangkat ke Makkah.
Laksanakan Shalat Sunnah Ihram
Bahkan sebelum berangkat, berharap jamaah masih mampu melaksanakan shalat sunah ihram (jika memungkinkan), setelah itu baru mengucapkan niat bersyarat atau isytirath.
Niat isytirath berlangsung bagi jamaah haji sakit karena jika sewaktu-waktu ada penghalang di perjalanan atau di Makkah untuk meneruskan manasik umrahnya, maka boleh tahalul menyudahi ihramnya dan tidak membayar dam.
Untuk kenyamanan, maka hadirlah blanko yang pasien atau keluarga pasien dan konsultan ibadah haji tandatangani sebagai bukti atau pegangan.
Antisipasi Jamaah Haji Dirawat
Adanya blangko tersebut untuk mengantisipasi jika jamaah haji dirawat di klinik di rumah sakit di Makkah, maka dengan sudah niatnya isytirath dan jamaah haji belum Tawaf dan Sa’i, maka nanti umrahnya dikover dengan haji, jadi niat ihram Qiran, membarengkan niat haji dan umrah sekaligus, tetapi membayar dam.
“Ihram sebelum miqat bagi sebagian ulama memperbolehkan bagi kasus tertentu,” jelas Wazir Ali.
“Lontar jumroh bisa ia wakilkan, mabitnya gugur namun itu tidak wajib,” katanya.
Seandainya, habis safari wukuf malah memburuk kondisinya. Maka tawaf ifadhah dan sa’inya bisa membadalkan.
“Ini menurut pendapat imam Ar-Ramli. Sementara, menurut Mufti Saudi, Abdul Aziz bin baz sudah cukup, sudah berhaji, alhajju Arafah,” kata dia.
13 Pasien Jamaah Haji Indonesia Terevakuasi
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat hingga Jumat ada 13 pasien jamaah haji Indonesia yang perlu evakuasi atau berangkat ke Makkah.
Seluruhnya akan berangkat secara bergilir menggunakan ambulans. Tiap hari ada dua kali pemberangkatan dan perkiraan evakuasi calhaj sakit akan berlangsung sampai tanggal 16 Juni.
Awal evakuasi jamaah haji yang sakit KKHI Madinah menuju Makkah. Jumat pagi ada dua jamaah haji sakit dan satu pendamping, sedangkan Jumat malam berangkat tiga pasien.
Pasien Kebanyakan Sakit Jantung dan Paru-Paru
Dokter penanggung jawab evakuasi jemaah KKHI Madinah, dr Riko Ade Putra mengatakan dalam sehari ini ada dua kali pemberangkatan karena mobil ambulans hanya satu.
“Perjalanan dari Madinah ke Mekkah membutuhkan waktu 5 jam. Pulang pergi 10 jam belum lagi istirahat, sehingga sehari hanya dua pemberangkatan pagi dan malam.” Ujar Riko.
Pasien yang terevakuasi paling banyak mengalami sakit jantung dan paru-paru, dan semuanya adalah lansia.