infosatu.co
DPRD KALTIM

Wawasan Kebangsaan Perlu Dipahami dan Diterapkan, Bukan Hanya Diketahui

Samarinda, infosatu.co – Sosialisasi wawasan kebangsaan merupakan upaya menumbuhkan dan menghidupkan kembali nilai-nilai empat konsesus dasar kebangsaan Indonesia yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hal itu disampaikan akademisi Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus (Untag) Isnawati saat menjadi pemateri dalam kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan yang diselenggarakan Ketua Komisi ll DPRD Kaltim Nidya Listiyono di Samarinda Ulu, Senin (19/12/2022).

Isnawati menilai, beberapa elemen dasar kebangsaan di Indonesia sebagai semboyan mulai terkikis seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Sehingga perlu setiap elemen pemerintah dan pendidikan untuk menanamkan dan menyosialisasikan kembali kepada masyarakat agar dapat diterapkan di dalam keluarga.

“Dengan adanya globalisasi, perkembangan IT dan lainnya sudah mulai mengikis nilai-nilai yang ada. Itulah kenapa pentingnya wawasan kebangsaan bukan hanya sebagai semboyan dan bukan hanya menjadi bagian dari negara. Tapi masyarakat dari WNI yang ada,” ungkapnya saat ditemui awak media.

Ia pun berharap dengan terus dilakukan sosialisasi wawasan kebangsaan kepada masyarakat dapat membangkitkan pemahaman dan semangat berpancasila, sehingga kembali diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, pemahaman dan penerapan nilai-nilai wawasan kebangsaan juga sangat penting bagi generasi muda. Menurut Isnawati generasi muda saat ini mungkin saja mengetahui sila-sila Pancasila. Akan tetapi tidak memahami secara lengkap makna dari Pancasila itu sendiri. Kata dia, sebagai akademisi pihaknya kembali mewajibkan dan memasukkan mata kuliah Pancasila di dalam setiap program studi.

“Karena apa selama ini kita hanya menghapal sila-sila tanpa kita menerapkan dan mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Contoh kita sering bilang agama kita agama KTP. Padahal itu tidak kan. Paling tidak kalau itu urusannya antara kita dengan Tuhan, paling tidak itu menjadi gambaran bahwa kita ini berketuhanan,” tuturnya.

“Terutama anak muda ini dengan perkembangan globalisasi, mulai terkikis habis nilai-nilai kebangsaan itu. Pancasila hanya dihapal tapi penerapannya di kehidupan sehari-hari itu mulai hilang,” terangnya.

Selain itu, orang tua juga sangat penting berperan dalam memahami makna wawasan kebangsaan. Sebab orang tua merupakan guru pertama anak-anak di lingkungan keluarga.

“Kalau di luar ada guru dan dosen, tetapi di rumah yang paling utama adalah orang tua. Orang tua juga yang harus memperhatikan menggambarkan nilai-nilai yang ada di dalam wawasan kebangsaan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi ll DPRD Kaltim Nidya Listiyono mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara pada dasarnya juga sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga perlu dipahami bukan hanya diketahui oleh masyarakat

“Ini maksudnya adalah bagaimana masyarakat kita memahami. Bukan hanya sekadar tahu, akan tetapi memahami lebih dalam makna wawasan kebangsaan itu sendiri,” jelasnya.

Politikus Golkar itu juga menilai bahwa memahami wawasan kebangsaan dapat membuat negara Indonesia terus kuat dalam persatuan.

“Tentunya kalau sudah memahami apa itu wawasan kebangsaan, maka bukan hanya tahu. Tapi Pancasila, NKRI, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika itu akan memperkuat negara dan bangsa Indonesia,” tegas Nidya sapaan akrabnya.

Related posts

BK DPRD Kaltim dan Kutim, Bahas Tupoksi dan Rencana Forum Se-Kalimantan Timur

Adi Rizki Ramadhan

BK DPRD Kaltim Tegaskan Fungsi Etik, Bukan Penegakan Pidana

Adi Rizki Ramadhan

Samarinda Dorong Raperda Wisata, 80 Persen Draft Siap, Fokus Budaya dan Investasi

Adi Rizki Ramadhan

Leave a Comment

You cannot copy content of this page