Samarinda, infosatu.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tengah merancang pembangunan SMK di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), khususnya di Ujoh Bilang.
Rancangan ini sebagai upaya membuka akses pendidikan kejuruan di wilayah perbatasan, yang selama ini kurang perhatian infrastruktur pendidikan.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, memberikan respons positif atas inisiatif ini.
Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan SMK tersebut sangat bergantung pada kesiapan tenaga pendidik lokal, bukan hanya kualitas bangunan fisik.
“Saat ini masih berproses,” ungkap Ekti saat diminta tanggapan terkait rencana tersebut, Kamis, 12 Juni 2025.
Ekti menegaskan bahwa guru dari daerah setempat lebih tepat ditempatkan, karena mereka memahami kultur, karakter masyarakat, serta geografis Mahakam Ulu.
“Misalkan di Mahulu atau Kubar, ya tenaga pendidiknya harus dari situ. Kalau ambil dari luar, kadang-kadang pindah lagi,” jelasnya.
Pandangan ini mencerminkan pemikiran strategis untuk menjamin keberlanjutan dan kualitas pendidikan.
Guru lokal dinilai memiliki akar emosional dan komitmen tinggi, yang penting dalam membangun layanan pendidikan di area terpencil.
Ekti menarik analogi dari sektor kesehatan, di mana tenaga medis lokal juga diharapkan menjadi ujung tombak pelayanan desentralisasi.
Ia menekankan bahwa ketergantungan terhadap tenaga dari luar daerah justru memicu ketidakstabilan dalam penyelenggaraan layanan dasar di Mahakam Ulu maupun Kutai Barat.
“Kalau ambil dari luar, kadang-kadang pindah lagi,” ucap Ekti, menegaskan perlunya strategi berkelanjutan.
Bagi Ekti, pembangunan SMK ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan fondasi bagi pembangunan berkelanjutan di Mahakam Ulu.
Ini memerlukan sinergi antara kebijakan, penyediaan SDM lokal, dan pemahaman terhadap konteks sosial budaya setempat, agar benar-benar berdampak positif bagi masyarakat.
“Tenaga pendidik lokal akan lebih bertahan karena mengetahui kondisi di sini, dan akan membangun komitmen lebih tinggi,” tutup Ekti.
