Samarinda, infosatu.co – Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vanandza menekankan tugas sebagai wakil rakyat bukan sekadar menjadi pendengar aspirasi, tetapi juga menjadi pelaku perubahan.
Menurutnya, setiap suara yang disampaikan masyarakat harus direspons dengan langkah konkret agar kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif tetap terjaga.
“Jika kita hanya datang mendengar keluhan tanpa membawa hasil, masyarakat akan merasa diabaikan. Aspirasi harus ditindaklanjuti hingga membuahkan solusi nyata,” tegasnya.
Ahmad menyoroti pentingnya kegiatan reses sebagai kanal utama penyerapan keluhan warga. Namun, ia menegaskan bahwa mendengar saja tidak cukup, hasil reses wajib diperjuangkan hingga menjadi program riil melalui sinergi dengan pemerintah kota dan forum-forum perencanaan seperti Musrenbang.
Ia menjelaskan, isu-isu yang paling dominan disampaikan warga meliputi kebutuhan infrastruktur dasar, pendidikan yang merata, akses lapangan kerja, penguatan ekonomi lokal, serta pelayanan kesehatan yang lebih mudah diakses.
“Pusat kota mungkin sudah mengalami banyak kemajuan, tapi wilayah pinggiran seperti Samarinda Ilir dan Sambutan masih membutuhkan perhatian khusus. Ini soal pemerataan,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa setiap anggota DPRD memiliki tanggung jawab moral terhadap seluruh warga kota, bukan hanya konstituen di daerah pemilihan masing-masing. Prinsip pelayanan setara harus menjadi fondasi dalam menjalankan amanah rakyat.
“Kami di DPRD harus hadir untuk semua. Tidak boleh ada diskriminasi pelayanan hanya karena perbedaan wilayah,” imbuhnya.
Ahmad juga mengajak warga agar tidak ragu menyampaikan permasalahan secara langsung. Ia mengaku rutin mengundang perwakilan masyarakat saat reses, agar komunikasi menjadi lebih fokus dan solusinya lebih cepat ditindaklanjuti.
