Penajam Paser Utara, infosatu.co – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu daerah penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menyadari peran penting itu, pihak Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) PPU berusaha meningkatkan investasi di daerah yang dikenal sebagai Serambi Nusantara tersebut.
Sekretaris DPMPTSP PPU Rahmaniah Muchtar menyatakan PPU adalah bagian yang tidak terpisahkan dari IKN. Dengan demikian, wilayah ini dinilai perlu tumbuh secara bersama-sama dengan IKN.
“Serambi ini ibaratnya beranda IKN. Oleh karena itu, PPU harus memanfaatkan posisi strategisnya untuk mengembangkan investasi daerah,” katanya dalam podcast Infosatu.co pada segmen “Kabar Tuntas” di Kantor DPMPTSP PPU, Kamis (3/10/2024).
DPMPTSP, menurut Rahmaniah, memiliki tiga peran utama dalam mendorong investasi di PPU. Pertama, terkait legalitas dan administrasi perizinan.
“Kami memastikan legalitas perusahaan dan mengurus perizinan melalui sistem OSS (Online Single Submission),” ujarnya.
Kedua, DPMPTSP berperan dalam promosi wilayah PPU kepada investor, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Ketiga, DPMPTSP juga berperan dalam pengawasan, khususnya terkait kepatuhan perusahaan terhadap administrasi dan pelaporan nilai investasi.
Dari pelaporan tersebut, saat ini sektor perkebunan menjadi investasi terbesar di PPU. Sedangkan sektor pertambangan mengalami penurunan.
“Kami juga terus mengembangkan potensi sumber daya alam lain, seperti perikanan dan pertanian. Juga mempromosikan kawasan industri untuk menarik lebih banyak investasi,” Rahmaniah menerangkan.
Ia menekankan pentingnya koordinasi dengan instansi lain, terutama terkait tata ruang, infrastruktur, serta perizinan yang melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, seperti bandara dan pelabuhan, Rahmaniah yakin PPU akan semakin menarik bagi investor.
Apalagi, PPU memiliki kawasan investasi yang potensial, seperti Kawasan Industri Buluminung yang diharapkan dapat diversifikasi sektor investasi.
“Kami butuh kerja keras dan gerak cepat, didukung dengan infrastruktur yang memadai agar PPU dapat menjadi wilayah yang lebih seksi bagi investor,” tutup Rahmaniah.