Samarinda, infosatu.co – Memasuki peringatan HUT ke-79 RI, jalanan di Kota Samarinda mulai dipenuhi oleh penjual bendera merah putih musiman. Mereka membuka lapak dadakan di berbagai sudut kota untuk memajang dan menawarkan bendera dengan berbagai ukuran dan harga.
Siti Mulia (59), seorang pedagang bendera di Jalan Teuku Umar, Sungai Kunjang, adalah salah satu dari banyak pedagang yang setiap tahun berjualan di tepi jalan. Perempuan paruh baya itu telah menjalankan aktivitas tersebut selama tiga dekade.
“(Untuk tahun ini) saya baru mulai berjualan lagi tiga hari yang lalu,” ujarnya, Jumat (2/8/2024), sambil memperlihatkan koleksi bendera dan umbul-umbulnya.
Siti menawarkan berbagai jenis bendera, mulai dari yang kecil seharga Rp5 ribu hingga bendera gelombang seharga Rp150 ribu.
Umbul-umbul dijualnya dengan harga Rp80 ribu. Sedangkan bendera merah putih dijual antara Rp40 ribu hingga Rp45 ribu.
Menurut Siti, bendera kecil yang dijualnya seharga Rp5 ribu paling banyak diminati pembeli. “Bendera kecil yang harganya Rp5.000 itu paling sering dicari,” ungkapnya.
Meski hanya berjualan selama bulan Agustus, Siti mampu meraih keuntungan yang signifikan. Dengan margin keuntungan hingga 50 persen, usaha berjualan bendera ini menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarganya. “Keuntungan bisa sampai setengah harga atau 50 persen,” tuturnya.
Sebagian bendera yang dijualnya dibuat sendiri, dengan biaya produksi yang cukup tinggi. Siti mengungkapkan bahan untuk membuat bendera merah putih bisa mencapai Rp850 ribu, sementara untuk bendera putih sedikit lebih murah.
“Bahan segolongan merah putih bisa sampai Rp850 ribu kalau putih sedikit lebih murah,” jelasnya.
Pekerjaan ini telah menjadi bagian dari tradisi tahunan bagi Siti dan keluarganya. Setiap tahun, momen peringatan Hari Kemerdekaan selalu mereka manfaatkan untuk mencari penghasilan tambahan dengan berjualan bendera.