Samarinda, infosatu.co – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik minta kurikulum metode pengajaran Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Samarinda diubah.
“Saya minta kurikulumnya diubah, anak-anak dapat menggunakan teknologi yang terupdate dalam penanaman, sehingga Kaltim bisa mandiri dan tidak tertinggal,” tegasnya.
Penegasan itu disampaikannya saat memberi sambutan dalam kegiatan panen raya tanaman sayuran hidroponik di Green House SMK SPP Negeri Samarinda, Rabu (28/2/2024).
Akmal Malik meminta pihak sekolah tidak hanya mengajarkan cara melakukan penanaman melainkan mengajarkan perencanaan, menanam, kemudian berhasil dan dijual.
“Sekolah pertanian yang riil itu diajarkan mulai dari pra produksi, produksi, sampai dengan menjual ke pasar. Ajarkan mereka jualan di pasar, terserah jual di mana. Saya minta begitu polanya,” jelasnya.
Diketahui bahwa penyebab inflasi di Kaltim adalah harga Cabai. Berdasarkan hal itu, Akmal meminta seluruh siswa SMK SPP Negeri Samarinda diajarkan cara menanam dan berkebun cabai.
“Bayangkan kalau 241 orang ini disuruh menanam cabai. Satu anak 1000 meter persegi, silahkan sewa lahan yang bisa mereka tanam, jika tidak berhasil tidak bisa ikut ujian,” pesannya.
Terakhir, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu berharap bahwa semua siswa SMK SPP Negeri Samarinda dapat menjadi agen perubahan dan menjadikan Kaltim berdaulat dalam pangan.
“Lahan di Kutai Barat dan Kutai Timur itu masih luas, jangan hanya mengandalkan sawit saja. Itulah kita perlu lakukan diversifikasi pangan,” tutupnya.