Pasuruan, infosatu.co – Perkembangan inflasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) mulai bulan januari sampai november tahun 2025 ini cukup terkendali.
Hal tersebut seperti yang ditegaskan Wakil Bupati Pasuruan, Shobih Asrori saat membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Pasuruan, di Auditorium Mpu Sindok, Komplek Kantor Bupati Pasuruan, Kamis 4 Desember 2025.
Menurutnya, terkendalinya inflasi di Kabupaten Pasuruan merupakan konsistensi serta eratnya sinergi pengendalian inflasi banyak pihak.
Seperti di antaranya Bank Indonesia (BI) Malang, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Jawa Timur, Bulog Malang serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Pasuruan.
“Karena banyak sekali program dan kegiatan yang sudah kita lakukan demi dapat mengendalikan inflasi di daerah, salah satunya melalui HLM ini,” katanya.
Dalam sambutannya, Gus Shobih – sapaan akrab Wakil Bupati Pasuruan ini menegaskan TPID Kabupaten Pasuruan telah melaksanakan banyak kegiatan untuk menstabilkan harga pangan.
Di antaranya operasi pasar beras SPHP, operasi pasar Minyakita, gelar pasar murah dan gerakan pangan murah, monitoring bapokting pada sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pasuruan.
“Semua sasaran operasi beras SPHP dan Minyakita adalah pedagang di pasar tradisional. Kalau pasar murah dan gerakan pangan murah bisa di tempat-tempat yang sering dikunjungi masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Harian TPID Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko menjelaskan, pada periode ini, Kabupaten Pasuruan mengalami deflasi sebanyak 18 minggu yang disebabkan oleh penurunan harga pada komponen harga bergejolak (volatile food).
“Komoditas yang memberikan andil deflasi sepanjang tahun ini meliputi cabai rawit, cabai merah, bawang putih, gula pasir, telur ayam ras, daging ayam ras dan bawang merah,” jelasnya.
Penurunan harga sejumlah komoditas pangan ini didorong oleh melimpahnya pasokan komoditas pangan, penurunan biaya produksi serta kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga tarif dasar listrik pada bulan januari dan februari lalu.
Sementara itu, pada periode yang sama, Kabupaten Pasuruan mengalami inflasi sebanyak 24 minggu. Komoditas yang memberikan andil inflasi sepanjang tahun 2025 meliputi cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, beras, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, gula pasir, daging sapi dan pisang.
Kata Yudha, pada dasarnya, peningkatan harga alias inflasi disebabkan meningkatnya permintaan konsumen, khususnya pada hari besar keagamaan.
Selain itu, intensitas hujan yang tinggi atau anomali iklim yang dapat menyebabkan gagal panen, terutama komoditas hortikultura, serta kenaikan biaya produksi seperti biaya bubut, pupuk dan pakan ternak.
Oleh sebab itu, ia memastikan TPID terus melakukan pemantauan secara berkala terhadap kecukupan stok barang kebutuhan pokok.
“Kita juga melakukan upaya stabilisasi melalui operasi pasar bekerja sama dengan Bulog, Distributor, pedagang besar maupun petani dan peternak,” tutupnya
