Melansir dari Arab News pernyataan Raja Salman terjadi saat dia memimpin pertemuan terakhir Dewan Menteri. Kabinet meninjau hasil kunjungan Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Istana Elysee di Paris pada (16/6/2023) dan pertemuannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Para menteri mendengar presiden dan putra mahkota telah meninjau hubungan historis dan strategis antara negara mereka, dan cara-cara yang dapat dikembangkan di segala bidang untuk melayani kepentingan bersama.
Kemudian, memuji pernyataan bersama yang Kerajaan dan Prancis keluarkan tentang kerja sama energi. Dan pentingnya implementasi Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan Perjanjian Paris.
Di samping itu, anggota kabinet membahas pertemuan keenam tingkat menteri tentang dialog strategis antara negara-negara kerja sama Teluk dan Rusia yang berlangsung di Moskow pada Senin (10/7/2023).
Selaiin itu, rencana aksi bersama yang mencakup periode dari 2023 hingga 2028. Yang teradopsi oleh para peserta dengan tujuan untuk memperkuat kerja sama.
Di sisi lain, para menteri menyetujui sejumlah nota kesepahaman. Termasuk satu yang tertandatangani oleh Pusat Meteorologi Nasional Kerajaan dan Organisasi Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Arab.
Tujuannya mengurangi risiko dan mencegah bencana di dunia Arab sebelum terjadi. Serta oleh Kementerian Kehakiman Saudi dan mitranya di Chad.
Mereka juga memberi wewenang kepada Kementerian Kebudayaan untuk membahas draft MoU. Dengan Kementerian Komunikasi, Kebudayaan, Seni dan Pariwisata di Republik Burkina Faso.
Sementara itu, anggota kabinet menegaskan kembali dukungan Kerajaan untuk tindakan pencegahan berkelanjutan yang negara-negara anggota OPEC ambil. Untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan di pasar minyak internasional.
Termasuk pengumuman perpanjangan pengurangan produksi sukarela sebesar satu juta barel per hari pada Juli dan Agustus. Dan kemungkinan perpanjangan lebih lanjut.