
Kukar, infosatu.co – Harga cabai rawit di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali mengalami kenaikan signifikan, menjadikannya salah satu faktor utama penyumbang inflasi di daerah tersebut.
Kenaikan harga ini merupakan pola yang berulang setiap menjelang perayaan besar seperti Natal, Tahun Baru, dan bulan Ramadan.
Kepala Dinas Perkebunan dan Ketahanan Pangan (Disketapang) Kukar, Sutikno, menyebutkan bahwa cabai masih menjadi komoditas dengan harga paling bergejolak dibandingkan dengan bahan pokok lain, seperti bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah.
“Tren kenaikan harga cabai rawit sudah bisa diprediksi setiap menjelang Natal, Tahun Baru, dan bulan Ramadan,” ujarnya, Kamis, 20 Maret 2025.
Untuk mengatasi fluktuasi harga ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar telah mengimplementasikan program Indeks Pangan Mandiri (IPM).
Program ini dirancang guna menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok, khususnya cabai, sehingga tidak terlalu membebani masyarakat.
“Program ini tak hanya menjaga ketersediaan cabai di pasaran, tetapi juga membantu meningkatkan daya beli masyarakat dan kesejahteraan petani,” jelas Sutikno.
Pada 2024, Pemkab Kukar mengalokasikan Rp2,6 miliar untuk meningkatkan produksi cabai, dengan melibatkan 40 Kelompok Wanita Tani (KWT) di 12 kecamatan.
Beberapa kelompok telah memulai panen sejak akhir Maret, yang berdampak pada penurunan harga cabai di pasaran.
Selain itu, pemerintah juga menganggarkan Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp6 miliar guna mendukung pertanian cabai berbasis teknologi.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Lebaran. Panen massal dalam waktu dekat pun disiapkan sebagai upaya stabilisasi harga.
“Fokus utama pemerintah pada cabai bukan tanpa alasan. Harga cabai yang fluktuatif tahun lalu menjadi pemicu inflasi. Dengan penanaman serentak, pasokan bisa lebih stabil. Namun, kami juga harus memastikan panen terkelola dengan baik agar tidak terjadi oversupply yang justru menekan harga,” ungkap Sutikno.
Di samping meningkatkan produksi, Pemkab Kukar juga mengintensifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menjaga stabilitas harga.
Program ini melibatkan berbagai instansi pemerintah, seperti Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Koperasi dan UMKM.
Tak hanya itu, GPM juga menggandeng petani, peternak, pembudidaya ikan, BUMDes, UMKM pangan, hingga Hiswana Migas, guna memperkuat ketahanan pangan di Kukar.
“Selain mengendalikan inflasi, program ini menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkas Sutikno.
Dengan berbagai strategi ini, Pemkab Kukar berharap lonjakan harga cabai dapat dikendalikan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan harga yang lebih stabil dan terjangkau menjelang Lebaran. (Adv)