Samarinda, infosatu.co – Bernaulus Saragih sebagai Koordinator Infrastruktur Lingkungan Dan Pengendalian Banjir Tim Walikota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) menegaskan bahwa solusi tidak harus selalu bergantung pada pembiayaan besar hadapi krisis ekologis.
Hal ini disampaikan dalam acara Dialog Publika: Menakar Krisis Ekologis di Balik Laju Pembangunan pada Senin, 19 Mei 2025 di TVRI Kaltim.
Ia mendorong pendekatan berbasis kesadaran publik sebagai langkah paling realistis dan efektif dalam kondisi defisit anggaran.
“Pemerintah memang perlu biaya besar untuk normalisasi sungai, memperbaiki drainase, dan memperkuat infrastruktur lingkungan. Tapi yang lebih penting sekarang adalah membangun kesadaran kolektif masyarakat,” ucapnya.
Bernaulus menyebut, pola buang sampah sembarangan dan pembangunan yang mengabaikan tata ruang menjadi penyumbang utama persoalan lingkungan di kota.
“Sumbatan di paret-paret dan rumah-rumah yang berdiri di atas anak sungai memperparah genangan air. Ini harus kita ubah mulai dari pola pikir warga,” jelasnya.
Selain itu, ia menyoroti peran bank sampah sebagai salah satu solusi sederhana yang bisa membantu mengatur pembuangan sampah secara sistematis.
Namun menurutnya, pembangunan kesadaran masih menjadi pekerjaan terberat.
“Menyadarkan manusia jauh lebih sulit daripada membangun infrastruktur,” ungkapnya.
Menanggapi isu pembangunan IKN dan urbanisasi, Bernaulus mengingatkan bahwa setiap pembangunan pasti membawa dampak.
“Tidak ada pembangunan yang tanpa risiko terhadap lingkungan. Yang penting adalah bagaimana kita meminimalkan dampak tersebut dan tetap mengambil manfaatnya,” jelasnya.
Ia juga mengimbau agar publik tidak hanya terjebak dalam narasi kerusakan, tetapi juga melihat sisi positif dari pembangunan.
“Kalau hanya melihat kerusakan tanpa memikirkan manfaat, pembangunan tidak akan pernah terjadi. Mari kita seimbangkan cara pandang kita,” tutup Bernaulus.
