Samarinda, infosatu.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah mematangkan program kebertahanan iklim agar mampu bertahan, beradaptasi dan bertransformasi atas gangguan yang muncul akibat perubahan iklim.
Materi tersebut dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Aksi Perubahan Iklim yang digelar di Hotel Mercure Samarinda, Kamis (5/9/2024).
“Samarinda ada tiga potensi kebencanaan yakni banjir, tanah longsor dan kebakaran,” kata Wali Kota Samarinda Andi Harun usai FGD.
Ia menjelaskan, program keberlanjutan iklim itu sebenarnya telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2045.
Terutama pada misi ke-4, yakni mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri dengan indikator kinerja pembangunan yaitu resiliensi terhadap bencana dan perubahan iklim.
Untuk merealisasikannya, telah ditetapkan bahwa fokus utama yang perlu dilakukan pihak pemkot adalah integrasi fungsi penyediaan air sanitasi.
Kemudian, pengendalian banjir dan perlindungan lingkungan untuk pembangunan kota layak huni dan berketahanan iklim.
“Sehingga kita harus menjaga betul keseimbangan alam kita agar bagaimana Samarinda terkendali pola dan tata ruang untuk menjamin itu,” tuturnya.
Orang nomor satu di Kota Samarinda ini juga meminta masyarakat menyadari dan terlibat aktif untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satunya dengan menjaga kualitas Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Mahakam.
“Menjaga budaya bersih kita untuk tidak membuang sampah, tidak mengotori sungai, bahkan kalau perlu terlibat dalam aksi pembersih sungai,” pungkasnya.