infosatu.co
OLAHRAGA

Peringkat Sumut Anjlok di PON XX Papua, Pengamat Dukung Muslub KONI

Labuhanbatu, Infosatu.co – Posisi Sumut berada pada peringkat 13 pada pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021 yang digelar sejak 2 – 15 Oktober 2021 beberapa waktu lalu.

Padahal, debut PON XIX tahun 2016 silam di Bandung dengan jadwal tanding tanggal 17 – 29 September 2021, provinsi yang kini dipimpin oleh Edy Rahmayadi itu masih di posisi peringkat 9.

Sumut yang dipastikan finish di luar 10 besar dengan menempati rangking 13 klasemen akhir PON Papua itu pun, setelah hanya mampu mengoleksi 10 emas, 22 perak dan 23 perunggu.

Raihan itu sangat jauh menurun jika dibanding dari capaian di PON XIX 2016 yang masih mampu menempati rangking 9 dengan koleksi 16 emas, 17 perak dan 34 perunggu.

Spontan, kondisi kemampuan menempatkan rangking atas prestasi olahraga tersebut menimbulkan komentar beragam baik dari pengurus cabang olahraga (cabor) pengamat hingga pegiat olahraga.

Misalnya saja Ketua Asprov PSSI Sumut Kodrat Shah seperti yang diberitakan di sejumlah media mengatakan anjloknya prestasi tidak lepas dari kinerja KONI Sumut yang dinilai tidak maksimal dalam melakukan pembinaan khususnya cabor sepak bola.

“Kita minta kepengurusan KONI Sumut dievaluasi,” katanya, Kamis (14/10/2021) kepada wartawan kala itu.

Kodrat juga menyesalkan keberangkatan mayoritas pengurus KONI Sumut ke Papua sehingga timbul pertanyaan kaitan apa pengurus itu ikut berangkat, sebab yang layak berangkat adalah pengurus cabor.

“Kami menilai anggaran KONI Sumut lebih banyak untuk pengurus, ketimbang membina cabor-cabor,” paparnya.

Maka katanya, untuk lebih memaksimalkan cabor-cabor di Sumut, Kodrat meminta segera digelar musyawarah luar biasa (Muslub) KONI Sumut demi menyelamatkan olahraga.

Keinginan yang sama dilontarkan seorang pelatih sepak bola asal Labuhanbatu Zainul Arifin Hasibuan kepada infosatu.co, Minggu (17/10/2021) malam.

Menurut pria pengasuh klub Talenta Soccer (TS) FC dan Talenta Putri Mihail (TPM) FC dengan anak didik usia 10 hingga 15 tahun itu, kegagalan telah terlihat sejak awal.

Menurut Zainul pelatih yang mengantungi sertifikat B AFC tersebut, aroma kegagalan nyaris tercium kala menjelang pagelaran PON Papua.

Itu terlihat dari kesiapan sepak bola yang mengganti pelatih di penghujung waktu keberangkatan dan kurangnya pengalaman pelatih yang menangani tim PON Sumut.

“Di balik pergantian pelatih secara mendalam dan mendadak, jelas menimbulkan preseden buruk dan terbukti hasilnya jadi buruk,” kesal pegiat yang anak didiknya berada di posisi puncak
pemenang kontes skill Danone tahun 2020 tingkat dunia.

Hal senada disampaikan pemerhati sekaligus pegiat olahraga lainnya. Misalnya saja Amin Wahyudi Harahap (AWH). Dia menuntut agar Ketua KONI Sumut mengundurkan diri karena pencapaian prestasi di PON XX Papua sangat menyedihkan.

Dijelaskan AWH, PON XIX tahun 2016, Sumut masih masuk 10 besar, namun kali anjlok dan menempati posisi ke-13.

“Tidak ada alasan untuk tidak mengundurkan diri, atau bila perlu dilakukan Muslub kepengurusan KONI periode ini,” sarannya.

Dia sendiri khawatir jika pembinaan atlet dari berbagai cabor masih ditangani pengurus KONI saat ini, prestasi olah raga ke depannya akan semakin tidak karuan.

“Apalagi kabarnya PON XXI tahun 2024 mendatang akan dilangsungkan di Sumut-Aceh. Ini harus dibenahi, terutama pengurus KONI Sumut,” pintanya.(editor: irfan)

Related posts

Andi Faizal Nakhodai IPF Kaltim, Targetkan Emas Pickleball di PON 2028

Emmy Haryanti

Kutim Juara Perdana Liga 2025, Ketua DPRD Balikpapan Apresiasi Inisiatif JMSI

Perkuat Solidaritas Antar Anggota, JMSI Gelar Liga Mini Soccer

Dewi

Leave a Comment

You cannot copy content of this page