
Samarinda, infosatu.co – Pembangunan kolam renang senilai Rp9 miliar di SMKN 2 Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), terpaksa dihentikan sementara karena munculnya konflik antara kontraktor pelaksana dengan pihak penyedia material.
Proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun anggaran 2024 ini kini menghadapi risiko tidak terselesaikan sesuai jadwal.
Menurut data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kaltim, pengerjaan proyek dipercayakan kepada CV Kalembo Ade Mautama.
Kolam renang tersebut dirancang sebagai sarana pendukung pembelajaran kelautan dan kemaritiman yang menjadi program unggulan SMKN 2 Sangatta Utara.
Namun, distribusi material dari toko Berlian Jaya Abadi mengalami kendala akibat perselisihan dengan pihak kontraktor, sehingga berdampak pada kelancaran proyek.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agus Aras, menyampaikan kekecewaannya atas keterlambatan yang terjadi.
Legislator dari daerah pemilihan Bontang, Kutai Timur, dan Berau itu menilai perlu ada tindakan segera agar pembangunan tidak terus tersendat.
“Persoalan ini harus segera diurai. Keterlambatan sudah terjadi, namun Dinas Pendidikan, kontraktor, dan penyedia material harus duduk bersama mencari jalan keluar,” tegas Agus.
Agus, yang dikenal luas dengan panggilan Agus, menilai besaran anggaran sebesar Rp9 miliar masih sesuai dengan kebutuhan teknis proyek, karena kolam tersebut memang diperuntukkan bagi kegiatan belajar berbasis maritim, bukan sekadar sebagai tempat berenang umum.
“Kolam ini dirancang untuk menunjang pembelajaran maritim. Jadi tentu memiliki standar teknis yang berbeda dengan kolam biasa,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Perencanaan Berbasis Data (PBD), yang dinilai penting dalam pengembangan pendidikan vokasi di Kaltim.
Oleh sebab itu, keterlambatan pembangunan dianggap dapat mengganggu strategi pendidikan yang telah dirancang.
Agus pun mendorong Dinas Pendidikan agar segera mengambil langkah yang cepat dan tepat, supaya proyek dapat diselesaikan sesuai dengan tenggat waktu pada bulan Mei mendatang.
“Kalau pembangunan ini tidak rampung tepat waktu, Dinas harus melakukan evaluasi total dan mengambil keputusan tegas. Ini soal investasi besar untuk dunia pendidikan kita,” pungkasnya.