
Samarinda, infosatu.co – Ketua Komisi ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listiyono mengatakan bahwa perilaku sopan santun perlu terus dikembangkan dalam bersosialisasi.
Sasaran utama dari pengembangan perilaku tersebut adalah para generasi muda. Sebab, mereka hidup dalam masa modern dan digitalisasi yang cenderung mengesampingkan kebiasaan luhur nenek moyang bangsa Indonesia. Hal ini termasuk penerapan norma-norma dalam kehidupan sosial bermsayarakat.
Oleh karena itu, Nidya melaksanakan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Di dalamnya membahas tentang nilai-nilai dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
Kegiatan itu dilakukan untuk memberikan wawasan kebangsaan yang terkait dengan empat pilar bangsa Indonesia.
“Saya lebih kepada bagiamana kita mengajarkan anak-anak kita sopan santun, karena saat ini mereka sudah sangat ketimur-timuran. Yang paling penting, bagaimana anak-anak kita lebih sopan santun kepada guru, orang tua dan kepada yang lebih tua,” katanya di Jalan Wijaya Kusuma, Sabtu (24/2/2024).
Menurut Nidya, sopan santun memiliki arti penting lantaran menjadi fondasi utama dalam dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama bagi generasi muda di Kaltim yang perlu menjaga jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.
“Saya selalu berpesan kepada anak-anak muda untuk menjaga attitude dan kesopanan, ini perlu kita jaga bersama,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Nidya juga menyampaikan pesan untuk seluruh masyarakat Kaltim untuk tetap menjaga suasana yang kondusif. Dalam hal ini termasuk dalam mencegah radikalisme dan hal-hal lain yang berpotensi menimbulkan konflik.
“Jaga kebersamaan, jaga suasana yang kondusif. Kita rangkul generasi muda, ke depan jangan mudah terprovokasi hoaks dan sebagainya,” tutupnya.
Sementara itu, Eko Siswanto dari Kesbangpol Provinsi Kaltim menyampaikan bahwa penting untuk tetap menjaga suasana kondusif di Benua Etam meski pemilihan umum (Pemilu) telah berlangsung.
“Kaltim menjadi salah satu daerah yang angka partisipasi pemilunya penting. Sehingga kita juga perlu menjaga Kaltim pascapesta demokrasi ini,” tuturnya
Ia mengakui bahwa di masa pesta demokrasi berlangsung banyak hal yang terjadi di luar nalar. Bahkan, berkata kasar kepada orang yang lebih tua banyak ditemukan di media sosial.
Untuk itu, ia mengajak orang tua agar terus memberikan pemahaman wawasan kebangsaan kepada generasi muda dengan tujuan tetap memajukan Kaltim.
“Saat ini sedang berlangsung perhitungan suara. Mari kita kawal dengan baik. Kita harus memberikan contoh kepada daerah lain, karena Kalitim sebagai Indonesia mini,” pungkasnya.
Di sisi lain, sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digelar oleh Nidya dirangkat dengan pemberian mesin fogging kepada Gerakan Putera Asli Kalimantan (Gepak). Kelompok diharapkan terlibat dalam upaya pencegahan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kaltim.