Penulis: Dina – Editor: Irfan
Samarinda, Infosatu.co – Semester ganjil pertengahan Juli nanti masih abu-abu. Penyebabnya, wabah Covid-19 yang masih melanda hampir semua belahan bumi.
“Ada dua persepsi terkait aktivitas kembali pendidikan di Kota Samarinda. Ada yang meminta tetap dijalankan pada bulan Juli, tapi ada juga yang meminta dilaksanakan pada akhir tahun yaitu Desember,” ungkap Kepala SMAN 17 Samarinda Dr. Abdul Rozak, Minggu (7/6/2020).
Ditemui di Coffee Toffee, Jalan Juanda, dia menyampaikan bahwa sebagai kepala sekolah ia lebih mengharapkan tahun ajaran baru tetap Juli, walaupun pandemi Covid-19 belum mereda.
“Jika proses belajar mengajar tidak bisa secara tatap muka, maka bisa kita kelola dengan online. Agar tidak ada yang terkorbankan di sini. Siswa tetap mendapatkan ilmu meski tidak penuh, dan guru tetap melakukan tugasnya,” ulas Abdul Rozak.
Pembelajaran bisa tetap dilakukan, misalnya dengan daring atau buku-buku yang ada di sekolah dibawa ke rumah. Sehingga guru bisa memberikan tugas dengan melihat pedoman dari buku.
“Selanjutnya tinggal bagaimana pihak sekolah bisa memenuhi kebutuhan siswa, bekerjasama dengan perpustakaan agar buku secara penuh bisa dipinjam dan dibawa ke rumah,” ucapnya kepada Infosatu.co
“Dengan begitu, guru bisa memberikan pembelajaran yang pas dengan panduan buku tersebut, meski disampaikan jarak jauh melalui daring,” sambungnya.
Lebih lanjut Dekan Pendidikan IPS IKIP PGRI Kaltim itu mengakui sistem pembelajaran daring akan membebani siswa, terutama untuk pembelian kuota data internet.
Bagi orangtua yang memiliki kemampuan ekonomi cukup, mungkin tidak masalah.
Tapi bagaimana dengan orangtua yang ekonominya lemah?
“Untuk itu pihak sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam menerapkan sistem daring tersebut,” tutupnya.
