infosatu.co
NASIONAL

Krisis Air Mengancam Bontang, Pemerintah Harus Segera Ambil Alternatif

Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang Abdul Malik

Bontang, infosatu.co – Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang Abdul Malik menyoroti permasalahan ketersediaan air bersih yang semakin mengkhawatirkan di Kota Bontang.
Pemerintah daerah diimbau untuk tetap berupaya menemukan solusi, meskipun sudah ada tiga alternatif yang diajukan untuk mengatasi masalah ini.

Dalam situasi yang semakin parah, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang hanya memiliki tiga opsi alternatif untuk menangani krisis air ini. Namun, langkah-langkah ini masih belum menghasilkan perkembangan yang signifikan.

“Salah satu alternatif adalah menggunakan void lubang tambang di lahan konsesi PT Indominco Mandiri. Void bekas tambang ini memiliki potensi menghasilkan 18 juta kubik air per tahun, sedangkan kebutuhan air bersih di Bontang mencapai 15 juta kubik per tahun.” Kata Abdul Malik saat dihubungi oleh MSI Group melalui telepon pada Kamis (31/8/2023).

Lebih lanjut, alternatif kedua adalah membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) di Marangkayu. Sayangnya, proyek ini baru bisa beroperasi dan mengalirkan air ke Kota Bontang paling cepat tahun 2025.

“Alternatif ketiga melibatkan pemanfaatan air dari Danau Redan dan Suka Rahmat, yang terletak di Kabupaten Kutai Timur,” tambahnya.

Abdul Malik menegaskan bahwa ia masih menanti tindakan konkret terkait tiga alternatif tersebut. Proses yang rumit, termasuk penilaian terhadap volume, kualitas, dan kontaminan dalam air, juga harus diperhitungkan.

“Ia menekankan bahwa badan yang bertanggung jawab atas penyediaan air bersih perlu mengambil langkah-langkah ini secara lebih serius. Kami akan secara rutin mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) untuk memantau kemajuan langkah-langkah mereka,” lanjutnya.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bogor (ITB) pada tahun 2006, Bontang diprediksi akan menghadapi krisis air dalam dua dekade mendatang.

Prediksi ini mengindikasikan bahwa krisis air dapat menjadi kenyataan pada tahun 2026.
Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan bahwa Kota Bontang tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan air bersih secara mandiri, karena sumber air bawah tanah semakin berkurang, ketergantungan pada sumber air di luar wilayah menjadi suatu keniscayaan.

“Kami harap bahwa tindakan ini dapat menjadi jalan keluar bagi krisis air di Bontang,” tandasnya.

Related posts

GREAT Institute Diresmikan, Syahganda: Prabowo Sedang Lakukan Kerja Ideologis

Adi Rizki Ramadhan

Pertamina EP Tanjung Galang Aksi Bersih Dukung GEMA JALIN SMaRT

Adi Rizki Ramadhan

Pengurus DPP KAI Ziarah ke Makam Adnan Buyung dan Indra Sahnun, Pendiri PERADI-KAI

Nur Alim

Leave a Comment

You cannot copy content of this page