Kutim, infosatu.co – Wakil Ketua II DPRD Kutai Timur (Kutim) Arfan menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), Minggu (22/10/2023).
Pada momentum itu, ia menyatakan bahwa peningkatan kualitas dan kapasitas pondok pesantren merupakan tanggung jawab bersama.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan diusulkannya peraturan daerah (Perda) tentang Santri dan Pondok Pesantren kepada Pemkab Kutim.
“Alhamdulillah tahun kemarin, saya sudah usulkan supaya ada perda pondok pesantren dan itu sudah masuk ke Bapemperda (Badan Pembentukan Perda) DPRD Kutim. Insyaallah tahun depan sudah ada pembahasan,” ucap Arfan kepada awak media.
Rencananya, perda tersebut akan mengatur anggaran bagi pondok pesantren. Dengan demikian diharapkan alokasi anggaran bagi lembaga pendidikan Islam itu setara dengan sekolah umum yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Arfan menekankan, santri memiliki peran penting sebagai fondasi kuat bangsa dan negara. Maka, ia berharap pemerintah lebih memberikan perhatian dan meningkatkan anggaran untuk pesantren.
Di era digitalisasi saat ini, Arfan menyadari bahwa santri perlu mengikuti perkembangan teknologi. Penggunaan ponsel tak dapat dielakkan di sejumlah pondok pesantren. Namun, sosialisasi telah dijalankan agar pemakaiannya dilakukan dengan bijak dan tetap fokus pada pentingnya ilmu dan akhlak.
Ia berharap, semangat dan komitmen untuk membimbing santri dengan mengikuti perkembangan zaman tetap terjaga. Hal ini seiring dengan kesadaran akan nilai-nilai agama dan moral yang tetap harus dipegang oleh para santri.
Sementara itu, Ketua Panitia HSN 2023 di Kutim KH. Andi Abdurrahman mengatakan bahwa peserta yang mengikuti dalam kegiatan ini sebanyak 2.000 santri. Mereka tersebar di wilayah Kutim.
“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan sukses dan diikuti oleh 2.000 lebih santri. Mereka berasal dari 40 pondok pesantren yang ada di Kutai Timur,” ungkap Kiai Andi.
Ia mengapresiasi dukungan Pemkab Kutim dalam persiapan peringatan Hari Santri.
Sebab, dalam waktu yang relatif singkat kegiatan dapat berlangsung lancar. “Kami hanya punya waktu satu minggu. Alhamdulillah kegiatan terlaksana dengan baik,” terangnya.
Ia berharap pondok pesantren di Kutim akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
“Semoga ke depan pondok pesantren di Kutai Timur lebih berkembang dan kegiatan HSN tahun depan lebih meriah,” tandasnya.