infosatu.co
TOKOH

Dukung Reog Ponorogo Didaftarkan ke UNESCO, Belasan Dadak Merak Turun di GOR Segiri

Ketua Paguyuban Reog Kota Samarinda Nidya Listiyono

Samarinda, infosatu.co – Sejumlah paguyuban di Kalimantan Timur yang mencintai kesenian Reog Ponorogo menurunkan belasan Dadak Merak dengan melakukan berbagai macam aksi demo di Lapangan GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa, Jumat (15/4/2022).

Suasana aksi demo di Lapangan GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa, Jumat (15/4/2022).

Penampilan memukau dari puluhan seniman Reog Ponorogo itu menarik perhatian masyarakat yang saat itu sedang berbelanja di sekitar Pasar Ramadan GOR Segiri.

Sebanyak 12 Dadak Merak yang diturunkan pada hari ini merupakan salah satu aksi solidaritas seniman dari Paguyuban Reog Ponorogo se-Kaltim.

Para seniman ini meminta pemerintah pusat agar segera mengklaim atau mendaftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO.

Ketua Paguyuban Reog Kota Samarinda Nidya Listiyono membenarkan bahwa demo ini adalah upaya mendukung pemerintah Indonesia untuk segera mendaftarkan Reog Ponorogo pada badan PBB yang mengurusi pendidikan, sains, dan kebudayaan tersebut.

“Saya menentang keras budaya Indonesia diakui negara tetangga, terutama Malaysia. Jadi ini bentuk solidaritas kita kepada pemerintah Indonesia untuk segera mendaftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO agar tidak ada lagi negara lain yang mengklaim,” ungkapnya.

Jangan sampai kesenian dan budaya Indonesia kembali diklaim negara lain hanya karena pemerintah tidak mendaftarkannya di UNESCO. Hal tersebut menurutnya tidak bisa dibiarkan terus menerus.

Pemerintah pusat harus memberikan sikap yang jelas terhadap Pemerintah Malaysia bahwa Reog Ponorogo merupakan kesenian dari Indonesia.

Tidak menutup kemungkinan sejumlah paguyuban pecinta Reog Samarinda di Benua Etam akan kembali menggelar aksi tersebut apabila pemerintah pusat tidak bisa bersikap tegas.

Politisi Golkar itu juga menegaskan bahwa dirinya akan menyampaikan aspirasi ini pada perwakilan di DPR RI. Harapannya agar bisa segera ditindaklanjuti.

“Ini dukungan kita terhadap budaya Indonesia, kita mendesak pemerintah dan ini nggak boleh diulur-ulur,” tegasnya.

Muryat, salah satu warga Samarinda yang jauh-jauh datang dari Mugirejo untuk datang melihat penampilan Reog Ponorogo ke GOR Segiri pun mendukung aksi tersebut.

Budaya Reog Ponorogo harus dipertahankan karena ini termasuk dalam kesenian asli Indonesia yang berasal dari Kota Ponorogo. Maka, Malaysia dan negara manapun tidak berhak mengklaim budaya yang bukan miliknya.

Selain itu, ia berharap agar kesenian ini dapat terus dilestarikan di manapun tak terkecuali di tanah Kalimantan. Menurutnya, orang Jawa yang tinggal di Kalimantan pasti sangat merindukan kesenian tersebut.

“Saya datang ke sini jauh-jauh bersama anak karena mendengar ada Reog Ponorogo di GOR Segiri. Kangen betul nggak lihat kesenian ini, jadi ke sini sambil melepas rindu,” jelasnya.

Saat ini kesenian asli Ponorogo tersebut dianggap sangat jarang ditampilkan di Kota Samarinda selama adanya Covid-19. Pun, anak-anak zaman sekarang hanya mengenal sosial media dan mengacuhkan budaya asal Indonesia.

“Media sosial membuat anak muda sekarang nggak kenal kesenian asli dari nenek moyang. Mereka lupa sementara kami senang betul melihat kesenian asli Jawa. Semoga ke depannya, kesenian ini tidak punah dan terus dilestarikan supaya anak-anak mengenal budaya asli Indonesia,” harapnya.

Related posts

Firli Bahuri Kenang Tan Joe Hok, Sang Patriot di Lapangan Bulutangkis

Adi Rizki Ramadhan

JMSI Kaltim Dukung Program Pendidikan Gratis Rudy-Seno

Kasyful Anand

FKM Kaltim Dukung Kepemimpinan Rudy-Seno Wujudkan Gratispol

Adi Rizki Ramadhan

Leave a Comment

You cannot copy content of this page