Samarinda, Infosatu.co – Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 yang sudah berlalu menjadi momentum bagi pemerintah untuk menegaskan kembali pentingnya pendidikan dan pemerataan ekonomi.
Presiden Republik Indonesia menekankan bahwa hanya melalui pendidikan unggul dan pembangunan ekonomi kerakyatan, bangsa dapat keluar dari jerat kemiskinan dan kebodohan.
Hal itu disampaikan kembali oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, usai mengikuti Rapat Paripurna ke-31, Jumat, 15 Agustus 2025.
Menurutnya, pesan presiden sangat relevan bagi daerah yang sedang giat membangun sumber daya manusia dan memperkuat basis ekonomi masyarakat.
“Kita harus menjadi negara yang hebat dengan pendidikan unggulan. Pendidikan adalah jalan untuk memutus rantai kebodohan dan kemiskinan,” katanya.
“Maka sekolah-sekolah unggulan harus kita bangun, termasuk sekolah Garuda, sekolah Rakyat, hingga sekolah Taruna yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Presiden RI, sebelumnya juga meluncurkan program Koperasi Merah Putih dengan modal awal Rp80 miliar.
Program ini ditujukan untuk memperkuat perekonomian rakyat agar merata di seluruh daerah.
Bagi Kalimantan Timur sendiri, koperasi ini dinilai akan menjadi peluang bagi masyarakat kecil untuk ikut merasakan manfaat pembangunan ekonomi.
“Ekonomi harus tumbuh merata. Karena itu koperasi menjadi wadah penting untuk pemerataan. Pemerintah ingin masyarakat bawah bisa naik kelas, tidak tertinggal dalam arus pembangunan,” jelasnya.
Pesan lain yang ditekankan adalah pentingnya pemenuhan gizi anak dan ibu.
Ia menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus menjadi prioritas agar generasi Indonesia sehat dan cerdas.
Di Kaltim, pemerintah daerah telah menyiapkan 367 Satun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan melayani kebutuhan anak sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), ibu hamil dan ibu menyusui.
Namun hingga saat ini, baru sekitar 20 sekolah yang telah beroperasi.
“Ini memang belum banyak, baru sekitar 20 dari 367 yang berjalan. Tapi kami sudah meminta 10 kabupaten dan kota agar segera membangun minimal tiga SPPG di wilayah masing-masing,” katanya.
“Tidak hanya pemerintah daerah, pihak swasta, TNI dan Polri juga ikut terlibat. Polri sudah membangun empat SPPG yang siap digunakan,” jelasnya.
Program ini diharapkan menjadi instrumen utama menekan angka stunting di Kaltim.
Dengan gizi yang terjamin sejak dini, generasi masa depan diharapkan dapat tumbuh sehat, cerdas dan berdaya saing.
“Kita ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak yang kekurangan gizi. Gizi gratis bukan hanya soal makan, tetapi soal investasi jangka panjang pada kualitas manusia Indonesia,” tegasnya.
Menurutnya, pesan dari Presiden RI itu bisa sekaligus menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak boleh berjalan setengah hati.
Pendidikan, ekonomi dan gizi adalah tiga hal yang saling terhubung dan harus dipercepat agar Indonesia siap menyongsong visi emas 2045.
“Kalau kita ingin menjadi bangsa yang besar, kita harus mulai dari pendidikan unggul, ekonomi kerakyatan, dan generasi sehat. Itulah pesan yang sangat jelas dari Bapak Presiden,” tuturnya.
Ia menegaskan, Pemprov Kaltim akan terus mendorong kabupaten dan kota mempercepat pembangunan sekolah unggulan, mengaktifkan koperasi rakyat, serta memperluas cakupan SPPG.
“Ini pekerjaan bersama, bukan hanya pemerintah. Semua elemen bangsa harus ikut berperan, agar pesan Presiden ini benar-benar terwujud di daerah,” pungkasnya.