Cilacap, infosatu.co – Salah satu pemuda asal Cilacap Agus Salim (29) warga Dusun Surowani Desa Kawungaten Lor Kecamatan Kawungaten menjadikan limbah cangkang telur menjadi barang seni yang bernilai yaitu lukisan cangkang telur.

“Awalnya tahun 2016, saya mencoba melukis dengan cangkang telur, ini saya coba karena ibu saya jualan mi ayam dan mi nya membuat sendiri dengan bahan di antaranya telur, otomatis menimbulkan limbah berupa cangkang”, ceritanya kepada infosatu.co, Sabtu (14/8/2021).
“Saya melihat cangkang telur yang banyak sekali daripada dibuang, saya coba berpikir bagaimana cangkang tersebut dapat dimanfaatkan,” ucapnya.
Hingga dirinya mempunyai ide untuk mencoba membuat kerajinan dari cangkang telur dalam bentuk lukisan atau kaligrafi.

“Saya coba membuat satu, ternyata banyak yang memberi apresiasi dan menyukai hasil karya saya, mulai saat itu saya mulai semangat untuk menghasilkan karya lebih banyak lagi karena sejak kecil saya suka seni jadi feelnya sudah dapat dan saya dapatkan secara otodidak,” terang Agus.
Untuk bahan bakunya berupa cangkang telur, semisal stok di rumah hampir habis, ia meminta ke pedagang nasi goreng atau martabak di pasar, biasanya minta pada malam hari sebelum mereka tutup.
“Sekitar pukul 21.00 WIB malam biasanya saya minta cangkang-cangkang itu ke penjual nasi goreng atau martabak,” urai Agus.
Untuk pemasaran, Agus menjelaskan bahwa marketingnya melalui media online, ada juga pemasaran yang melalui kerabat.
“Kebanyakan hasil lukisan cangkang telur ini dari pesanan, dengan cara pemesan kirim foto melalui whatsapp atau by request,” ucapnya.
Untuk masalah harga tergantung dari besar kecilnya serta kerumitan pesanan
“Untuk pesanan ukuran kecil dan tidak rumit untuk harga ya mengikuti mulai dari Rp 50 ribu hingga jutaan tergantung kerumitan dari proses pembuatannya,” jelasnya.
Adanya pandemi sekarang ini, juga berimbas dari pesanan lukisan cangkang telurnya tersebut.
“Masih tetap berkarya sesuai pesanan di masa pandemi ini, cuman saat ini lebih mengoptimalkan marketing dengan cara saya mencoba membuat video pendek dan di upload melalui applikasi yang ada seperti whatsapp, tik tok, facebook dan instagram. Mungkin ini salah satu strategi juga dalam pemasaran, karena banyak orang melihat dan like,” ujarnya.
Pemerintah daerah setempat juga telah membantu dalam pemasaran melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
“Ada perhatian dari pemerintah dalam hal pemasaran dengan mengikuti PLUT, di sini selain dibekali cara pemasaran juga cara pengajuan izin usaha dan baru berjalan sekitar 1 tahun terakhir,” bebernya.
Agus berharap usahanya berkembang dan lebih besar.
“Berharap usaha yang saya rintis ini berkembang dan dapat membuka lowongan pekerjaan bagi warga sekitar serta mengajak teman-teman yang belum bekerja tentunya mengangkat nama desa,” tutupnya. (editor: irfan)