Bontang, infosatu.co – Minimnya anggaran penanganan stunting di Kota Bontang, Kalimantan Timur menjadi sorotan kalangan wakil rakyat.
Anggota DPRD Bontang Sumardi merasa prihatin dengan kondisi ini. Apalagi, Kota Bontang tercatat masuk dalam jajaran 10 kota terkaya di Indonesia dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sekitar Rp68,11 triliun pada tahun 2023.
Kenaikan PDRB tersebut meningkat sekitar Rp5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, alokasi anggaran pemberian makanan bergizi bagi balita di tiga kelurahan dengan prevalensi stunting tertinggi hanya sekitar Rp237 juta.
Anggaran tersebut digunakan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 2.655 anak yang tersebar di posyandu tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Bontang Lestari, Kelurahan Berbas Pantai, dan Kelurahan Tanjung Laut Indah.
“Dana stunting sangat kecil, tolong ditingkatkan. Kami sudah mendorong Dinas Kesehatan untuk membentuk tim khusus penanganan stunting di wilayah pesisir yang harus diprioritaskan,” ungkapnya, Sabtu (12/10/2024).
Meski Bontang dikenal sebagai kota dengan pendapatan tinggi, terutama dari sektor industri, alokasi anggaran untuk isu-isu sosial seperti stunting justru dinilai masih sangat terbatas.
Menurut Sumardi, sebagai salah satu kota terkaya di Indonesia, Bontang seharusnya bisa lebih serius menangani masalah stunting.
“Malu kalau seperti ini. Jika konsisten dan fokus, masalah stunting bisa selesai dalam waktu satu bulan,” tutupnya.