“Angka kesakitan dan kematian jamaah haji melonjak tajam saat prosesi Mina dan pasca-Armina,” kata Liliek saat dikonfirmasi, Jumat (21/7/2023).
Dia menjelaskan, tingginya angka kematian haji sejauh ini disebabkan beberapa hal. Pertama, karena tingginya jumlah jamaah haji lansia yang mencapai 45 persennya, dari pada tahun-tahun sebelumnya. Kedua, tingginya jamaah haji risti (75 persen) dari tahun-tahun sebelumnya.
“Lalu, terjadinya insiden pemicu seperti keterlambatan jamaah keluar dari Muzdalifah dan kurangnya fasilitas di Mina (air, makanan, dan tenda),” katanya.
Berdasarkan kejadian selama ini, dia menyimpulkan permasalahan pada lansia saat di Arab Saudi karena adaptasi fisik dan mental atas perubahan lingkungan sosial. Jika hal itu terbiarkan, ia menyebut ada risiko yang memicu beberapa hal.
“Pertama, mudah mengalami disorientasi karena penurunan kemampuan daya ingat dan pikir. Kedua, mudah mengalami kelelahan karena penurunan kemampuan fisik,” katanya.
kemungkinan dehidrasi atau layanan kesehatan lainnya, Liliek menyebut sudah ia lakukan sejak lama. Di Makkah dan Madinah, contohnya ada klinik kesehatan yang merawat jamaah dengan kategori keparahan sedang.
“Untuk tingkat keparahan berat kami rujuk ke RS Arab Saudi,” kata dia.
Liliek menambahkan ia juga sudah menerjunkan tim promosi kesehatan ke penginapan jamaah haji untuk menjaga kesehatan dan perilaku yang menunjang kesehatan. Utamanya, selama di Arab Saudi.
“Termasuk mengingatkan agar tetap minum air putih meskipun tidak merasa haus minimal dua liter per hari,” ucapnya.