Samarinda, infosatu.co – Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) menyimpan kekayaan budaya yang tak sedikit, baik berupa cagar budaya fisik maupun warisan budaya takbenda.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Samarinda Barlin Hady Kesuma menyebutkan, hingga kini terdapat 14 cagar budaya yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK).
“Cagar budaya itu terdiri dari rumah ibadah seperti masjid dan kelenteng, bangunan bersejarah seperti SMP Negeri 21, kantor polisi militer Belanda, rumah Kapiten Sauraja, hingga tugu nasional dan benda-benda berusia lebih dari 50 tahun seperti lesung, tombak, senjata, serta alat musik,” ungkapnya.
Selain itu, Pemkot Samarinda juga memiliki Museum Samarinda yang menyimpan 313 koleksi.
Koleksi tersebut antara lain kain Sarung Samarinda, replika Yupa, maket sekolah bersejarah, foto-foto pembangunan Kota Samarinda, hingga benda budaya seperti guci dan bulu perindu.
Museum tersebut juga menjadi tempat penyimpanan berbagai penghargaan yang pernah diterima kota.
Tak hanya itu, Samarinda juga memiliki Rumah Adat Banjar, Kutai, dan Dayak yang berlokasi di Jalan Kadrie Oening.
Tiga rumah adat ini bukan hanya menampilkan arsitektur dan motif tradisional, tetapi juga difungsikan sebagai pusat kegiatan budaya.
“Di sana siswa bisa belajar permainan tradisional seperti enggrang, belogo, sumpit atau katepel. Juga dijadikan tempat latihan teater, tari, paduan suara, hingga seni pencak silat bakuntau,” jelasnya.
Barlin menambahkan, kekayaan budaya Samarinda juga hadir dalam bentuk warisan budaya tak benda.
Salah satunya adalah Sarung Samarinda yang telah menjadi ikon dan diproduksi di Kampung Tenun.
Selain itu, terdapat empat warisan budaya lain yang diakui yaitu Amplang, Amparan Tatak, Bubur Peca dan Perahu Tambangan.
“Perahu Tambangan ini istimewa karena dibuat dari kayu ulin yang kuat dan pernah menjadi transportasi utama warga sebelum adanya jembatan di Samarinda. Saat ini jumlahnya tersisa 39 unit dan tidak akan bertambah lagi,” ucapnya.
Menurut Barlin, kekayaan budaya ini merupakan aset penting yang harus dijaga.
Ia memastikan pihaknya akan terus mengusulkan kuliner, tradisi, maupun permainan rakyat lain untuk ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda dari Kota Tepian.