
Samarinda, infosatu.co – DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) menyuarakan pentingnya terobosan nyata untuk menyiapkan generasi petani milenial. Bagi lembaga legislatif ini, keberlanjutan sektor pertanian tak cukup diserahkan pada mekanisme program rutin pemerintah, melainkan butuh strategi khusus yang melibatkan teknologi dan pemasaran secara terintegrasi.
Sorotan tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agusriansyah, usai menghadiri Halalbihalal dan Tasyakuran Milad ke-23 PKS di Gedung Plenary Convention Hall Kadrie Oening, Sabtu, 3 Mei 2025.
Ia menilai generasi muda usia 17 hingga 30 tahun harus diposisikan sebagai pemain utama dalam pertanian modern agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga.
DPRD Kaltim menilai dua aspek mendasar menjadi penentu keberhasilan, penguasaan teknologi dan akses pasar. Mekanisasi, penggunaan drone, hingga inovasi pembibitan sudah harus dikenalkan sejak dini. Namun, keberhasilan juga bergantung pada sistem pemasaran yang membuat hasil pertanian muda memiliki daya saing dan nilai tambah.
Agusriansyah mendorong dibentuknya tim lintas sektor yang memiliki peta jalan pembangunan pertanian milenial. Tim ini akan bertanggung jawab dalam melakukan pemetaan lahan potensial, memberikan pelatihan teknologi, serta membangun sistem distribusi hasil panen yang efisien dan menguntungkan bagi petani muda.
Langkah ini dianggap lebih efektif dibanding sekadar mengandalkan rencana kerja (renja) atau rencana strategis (renstra) yang selama ini tidak cukup responsif terhadap kebutuhan regenerasi petani.
Dukungan DPRD Kaltim juga mencakup pengembangan industri hilir berbasis hasil pertanian. Dengan pendekatan ini, generasi muda tidak hanya diajak bercocok tanam, tetapi juga memahami aspek bisnis dan inovasi produk agar pertanian menjadi sektor yang menjanjikan secara ekonomi.
Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kaltim itu meyakini bahwa Kaltim memiliki potensi besar menjadi percontohan nasional dalam mencetak petani muda unggul.
“Komitmen politik dan dukungan anggaran dinilai krusial untuk menggerakkan ekosistem pertanian yang sesuai dengan karakteristik generasi milenial,”tandasnya.