
Samarinda, infosatu.co – Menyikapi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang memicu aksi mogok kendaraan secara massal di Kalimantan Timur (Kaltim) anggota Komisi II DPRD di wilayah tersebut, Sapto Setyo Pramono, mengingatkan agar masyarakat dan para pengambil kebijakan tidak tergesa-gesa dalam menyimpulkan penyebab utama dari krisis tersebut.
Ia menekankan perlunya pendekatan yang objektif dan komprehensif untuk memahami permasalahan, sebelum muncul tuduhan yang belum berdasar.
Menurut Sapto, sistem pengawasan terhadap distribusi BBM dari hulu hingga hilir telah memiliki mekanisme pelacakan yang cukup kuat.
Oleh karena itu, jika memang terjadi pelanggaran di tingkat SPBU, seharusnya dapat diketahui secara rinci letak titik persoalannya.
“Kalau memang ada masalah di SPBU, SPBU mana, masyarakat yang mana dan belinya dimana kan harus klir. Kontrol dari SPBU jelas, dari hulu ke hilir dari semua bisa dilacak. Artinya itu semua bisa terpantau, bisa diselidiki,” ucap Sapto, Senin, 21 April 2025.
Ia juga mengingatkan agar publik tidak terbawa arus opini tanpa dasar kuat yang bisa memperkeruh situasi.
Selain itu, Sapto juga meminta agar dilakukan penyelidikan menyeluruh oleh instansi terkait.
Ia mengungkapkan kemungkinan adanya kepentingan tertentu yang bermain di balik kisruh BBM ini, termasuk potensi konflik bisnis antara perusahaan swasta dan BUMN seperti Pertamina.
“Persaingan usaha BUMN dengan pihak korporat dari luar ini bisa terjadi. Apalagi dengan kemarin ditemukan skandal, maka itu menjadi celah untuk melakukan suatu framing terhadap masyarakat. Kita tidak tahu,” jelasnya.
Dalam kondisi yang dinilai rawan provokasi, Sapto mengajak masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan dan kebersamaan.
Ia menilai penyelesaian persoalan sebaiknya dilakukan melalui musyawarah yang terbuka dan penuh kedamaian.
“Saya mengharapkan seluruh masyarakat jangan mudah terprovokasi. Diselesaikan dengan baik, dikasih wadah kita diskusi dengan baik, kita carikan solusi. Kita harus adem, damai,” tutupnya.
Hingga kini, distribusi BBM di Kaltim masih menjadi sorotan, sementara pernyataan resmi dari Pertamina maupun aparat terkait mengenai penyebab mogok massal kendaraan tersebut belum juga dikeluarkan.