
Samarinda, infosatu.co – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusman Yaqub menegaskan bahwa Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) inisiatif tentang Pembentukan Kelembagaan Desa Adat merupakan langkah nyata untuk melindungi masyarakat lokal.
Menurutnya, raperda tersebut sangat penting ditetapkan menjadi perda karena wilayah Kaltim rentan terjadi konflik kepemilkan atau penguasaan lahan antara masyarakat adat dengan pihak investor. Ujung-ujungnya, masyarakat adat berisiko tinggi digusur akibat perkembangan investasi yang berkembang.
“Persoalan itu sangat penting karena selama ini banyak potensi-potensi desa adat di Kaltim yang tidak mendapat pengakuan secara hukum,” kata Rusman di Kantor DPRD Provinsi Kaltim, Senin (25/3/2024).
Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kaltim ini menjelaskan bahwa potensi konflik akibat permasalahan kepemilikan atau pengusaan lahan di provinsi tersebut sangat tinggi.
Salah satu contohnya, tentang permasalahan investasi lahan sawit dan pertambangan yang menyerobot lahan masyarakat desa adat. “Jika tidak kita lakukan perlindungan, maka kehidupan sosial masyarakat kita akan hilang dari bumi dengan sendirinya,” ujarnya.
Selain itu, Rusman menyoroti konflik lahan yang terjadi di ibu kota nusantara (IKN). Beberapa pembangunan di IKN banyak mengalami protes karena mengambil lahan yang selama ini digunakan oleh warga untuk berkebun.
“Meskipun IKN membantah, tapi ini fakta riil bahwa banyak desa adat kita tergerus oleh kepentingan-kepentingan segelintir manusia mengatasnamakan investasi,” tegas politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
“Sampai hari ini banyak kasus konflik lahan masyarakat adat dengan investor yang ujungnya masyarakat akan mengalami risiko kerugian,” sambungnya.
Rusman berharap dengan lahirnya Raperda inisiatif tentang Pembentukan Kelembagaan Desa Adat diharapkan masyarakat lokal dapat mempertahankan wilayahnya dan mendapatkan keadilan.
“Jika kita tidak lakukan perlindungan, kita akan menyaksikan lembaga-lembaga adat dan desa adat hilang dari buminya sendiri. Sirna ditelan oleh ruang investasi yang begitu masif dan dahsyat,” tutupnya.