Samarinda, infosatu.co – SMA Negeri 5 Samarinda menggelar panen perdana buah melon yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru dan HUT ke-79 PGRI, Senin (25/11/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik. Kedatangannya sebagai bentuk apresiasi terhadap inisiasi dan motivasi dalam mengembangkan program pertanian berbasis hidroponik di lingkungan sekolah.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Irhamsyah menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya sekali, tetapi terus berkelanjutan agar siswa mendapatkan edukasi langsung dari praktik nyata,” ujarnya.
Program penanaman melon berbasis hidroponik ini juga sejalan dengan program dual track di SMA Negeri 5 Samarinda.
Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Samarinda Budiono menjelaskan bahwa program tersebut mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Hal ini sekaligus membekali mereka dengan keterampilan yang relevan dengan dunia usaha, industri, dan kerja.
“Selain melon, kami berencana menanam anggur di greenhouse. Penanaman anggur dipilih karena dapat bertahan hingga 25 tahun, berbeda dengan hidroponik melon yang memerlukan pergantian media setiap 75 hari,” terang Budiono.
Ia menambahkan, penanaman anggur akan melibatkan Dinas Pertanian dan PU untuk memanfaatkan lahan kosong sekolah.
Sementara itu, siswa SMA Negeri 5 Samarinda juga dilatih membandingkan hasil dari media tanam hidroponik dan tanah yang diberi nutrisi.
Dalam prosesnya, mereka dibantu mahasiswa sebagai pendamping, sehingga dapat memahami dasar-dasar pertanian.
“Walau tidak semua menjadi petani, pengalaman ini dapat membuka peluang masa depan bagi siswa,” tambahnya.
Program hidroponik ini telah diimplementasikan di 14 SMA di Kaltim, termasuk SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 11 Samarinda yang akan menyusul panen. Sebelumnya, SMA Negeri 14 juga berhasil melakukan panen bersama Pj Gubernur Kaltim.
Meskipun saat ini SMA Negeri 5 Samarinda masih dalam proses pembangunan dan menggunakan sistem double shift, kegiatan pembelajaran tetap berjalan aktif.
“Harapannya, siswa memiliki bekal ilmu yang cukup untuk mandiri dan percaya diri menghadapi masyarakat,” pungkas Budiono.