
Kukar, infosatu.co – Produk olahan kopi luwak Desa Prangat Baru, berhasil mengharumkan nama Kecamatan Marang Kayu dalam ajang Pameran Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K).
Pameran tersebut digelar pada peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 tahun 2025 di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Kopi luwak Desa Prangat Baru yang membanggakan ini, dibuktikan dengan predikat Juara Harapan I yang diraih berkat inovasi dan kreativitas warga desa dalam mengembangkan potensi lokal.
Tak hanya menghadirkan minuman kopi, UMKM Desa Prangat Baru tampil menonjol lewat produk-produk turunan yang unik seperti bolu kentang kopi, emping jagung kopi, rengginang kopi, keripik pisang bubuk kopi, hingga kue cipiran khas berbasis kopi.
“Semua produk yang ditampilkan dalam pameran ini serba kopi, semua olahan berasal dari bahan dasar kopi. Ini adalah hasil kerja sama yang solid antara kelompok tani kopi luwak dengan para pelaku UMKM Desa Prangat Baru,” kata Kepala Desa Prangat Baru, Fitriati, dalam acara penutupan pameran, Sabtu, 31 Mei 2025.
Fitriati menjelaskan, capaian tersebut lahir dari konsistensi sinergi antara pemerintah desa, kelompok tani, dan UMKM.
Bumdes juga disebut turut memberikan peran penting dalam mendukung pembiayaan dan kesiapan teknis selama pameran berlangsung.
“Bumdes ikut terlibat aktif membantu teman-teman UMKM, khususnya ketika ada kekurangan atau kebutuhan mendesak dalam pameran UP2K ini,” tambahnya.
Lebih dari sekadar pameran, keikutsertaan Desa Prangat Baru dalam ajang ini menjadi etalase dari transformasi ekonomi berbasis potensi desa.
Di tengah tantangan globalisasi dan persaingan pasar, pengolahan kopi luwak dipilih sebagai sektor unggulan yang tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga sarat muatan budaya dan identitas lokal.
Fitriati berharap keberhasilan ini menjadi momentum awal bagi usaha kopi di Prangat Baru agar berkembang lebih terstruktur, berkelanjutan, dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas.
“Kami ingin usaha kopi ini tidak hanya berhenti pada momentum pameran. Harapan kami, ke depan, kopi luwak Prangat Baru bisa dipasarkan lebih luas, baik di dalam maupun luar daerah. Bahkan kalau memungkinkan, kita bisa masuk pasar nasional,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya kolaborasi lanjutan dengan pemerintah daerah maupun pihak swasta, khususnya dalam pendampingan usaha, pengemasan produk, promosi digital, dan peningkatan kualitas produksi.
“Perlu ada pelatihan dan pendampingan rutin bagi para pelaku usaha, terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu produk dan pemasaran. Kami di desa siap membuka ruang kerja sama seluas-luasnya demi kemajuan bersama,” tutup Fitriati. (Adv)