infosatu.co
KALTIM

Kepala BKKBN Kaltim Ungkap Strategi Sinergis Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Luas dan Geografis Sulit

Teks : Kepala BKKBN Kaltim, dr. Nurizky Permanajati

Samarinda, infosatu.co – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur, dr. Nurizky Permanajati, menjelaskan tantangan besar yang dihadapi dalam menurunkan angka stunting di wilayah Kalimantan Timur dengan kondisi geografis yang luas dan sulit dijangkau.

Hal ini disampaikannya dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-4 pada Jumat, 16 Mei 2025, yang bertempat di Gedung Bangga Kencana Kemendukbangga, Samarinda.

Nurizky mengungkapkan saat ini, prevalensi stunting di Kaltim masih sekitar 22%, dengan penurunan yang belum signifikan.

Menurutnya, intervensi penurunan stunting harus melibatkan berbagai pihak melalui pendekatan pentahelik, termasuk pemerintah, masyarakat, swasta, media, dan perguruan tinggi.

“Jika semua bergerak bersama, insya Allah penurunan stunting bisa lebih cepat dan optimal,” katanya.

Ia juga menjelaskan BKKBN Kaltim aktif mengimplementasikan berbagai program Quick Win dari Kemendukbangga/BKKBN sebagai langkah strategis percepatan penanganan stunting.

Salah satu program unggulan adalah GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang mengajak orang tua untuk berperan langsung mengasuh dan memberikan perhatian optimal pada tumbuh kembang anak.

Selain itu, ada program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) yang baru akan diluncurkan pada 27 Mei di Kutai Timur, sebagai wadah dukungan bagi keluarga dan anak dalam masa kritis seribu hari pertama kehidupan.

Tidak kalah penting, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) digalakkan untuk menguatkan peran ayah dalam mendukung pola asuh dan kesehatan keluarga.

BKKBN juga mengembangkan AI Super Apps tentang keluarga sebagai alat digital canggih untuk memudahkan akses informasi, pelayanan kesehatan, dan konseling bagi keluarga di berbagai daerah.

Lebih lanjut, dr. Nurizky menjelaskan intervensi penurunan stunting terbagi dalam dua aspek, yakni intervensi spesifik berupa pemberian makanan bergizi dan intervensi sensitif yang mencakup akses air bersih, sanitasi, pola pengasuhan, dan layanan kesehatan. Empat faktor tersebut menjadi kunci penanganan stunting di Kaltim.

“BKKBN juga memiliki data akurat keluarga berisiko stunting yang terus diperbarui setiap tahun dan didukung oleh lebih dari 5.191 tim pendamping keluarga yang tersebar di seluruh Kaltim. Mereka memberikan pendampingan langsung untuk memastikan intervensi tepat sasaran,” jelasnya.

Meski menghadapi tantangan geografis dan jangkauan, dr. Nurizky optimis dengan komitmen bersama dan dukungan anggaran yang memadai, penurunan stunting dapat terus dipercepat.

Selain itu, program pendewasaan usia perkawinan melalui Generasi Berencana (Genre) menjadi salah satu langkah penting untuk mengurangi pernikahan dini yang berpotensi memperburuk masalah stunting.

Lebih lanjut, dalam hal kontrasepsi, dr. Nurizky menghimbau pertimbangan opsi seperti vasektomi sebagai pilihan bagi pasangan yang sudah merasa cukup anak demi menjaga kesehatan ibu dan kualitas hidup keluarga.

“Penurunan angka stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi harus menjadi komitmen bersama seluruh elemen masyarakat demi mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul di masa depan,” tutup dr. Nurizky.

Related posts

5 Nama Lolos Jadi Komisioner Komisi Informasi Kaltim, Ini Daftarnya

Adi Rizki Ramadhan

Pengedar Malaysia-Aceh Tertangkap, 4 Kg Narkoba Dimusnahkan BNNP Kaltim

Adi Rizki Ramadhan

Peringati HANI, BNNP Kaltim Bagikan 1.000 Ikat Sayur Segar kepada Warga

Martinus

Leave a Comment

You cannot copy content of this page