Samarinda, infosatu.co – Gubernur Isran Noor mengatakan bahwa masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) suka dan sangat senang hidup berdampingan secara damai di Bumi Borneo.
“Masyarakat kita itu cinta kedamaian tidak suka macam-macam, masyarakat Kaltim juga tidak susah diurus bahkan suka memberikan dukungan kepada semua pihak. Hidup berdampingan secara damai merupakan budaya masyarakat Kaltim,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Di Bumi Etam ini gambaran masyarakat yang heterogen, masyarakat yang beragam atau bervariasi mempunyai bahasa, suku, dan budaya berbeda-beda.
Justru tingkat populasi masyarakat yang asal usulnya dari Kaltim ini lebih kecil daripada pendatang. Katakan saja Jawa, orang Jawa di Kaltim ini hampir 30 persen.
Kemudian Sulawesi, kurang lebih 20 persen. Sedangkan populasi orang Banjar di Kaltim itu berada di ranking tiga, kurang lebih 15 persen. Sisanya itu Kutai, Dayak, Paser dan lainnya.
Maka, tidak salah jika ibu kota negara (IKN) baru itu dinamai Nusantara. Sebab kata pria kelahiran Sangkulirang itu, Kaltim mau menerima pendatang dari berbagai kalangan, suku maupun budaya berbeda.
“Ini gambaran bahwa masyarakat Kaltim itu menerima perbedaan saudara dari berbagai asal usul di seluruh Nusantara,” jelasnya. (editor: Dani)