infosatu.co
NASIONAL

Ekonomi Sulit, Timteng dan Afrika Utara Menyongsong Haji

Jakarta – Umat Muslim di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji meskipun harus menghadapi tantangan ekonomi yang berat.

Setiap tahun Pemerintah Saudi mendedikasikan sejumlah visa tertentu ke setiap negara di seluruh dunia bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah haji wajib mereka, salah satu dari lima rukun Islam.

Inflasi Melonjak dan Kesulitan Ekonomi

Pada 2023, ibadah haji akan kembali ke angka prapandemi karena Arab Saudi menghapus semua pembatasan Covid-19.

Meski demikian, umat Islam di wilayah MENA masih berjuang karena mereka bergulat dengan tingkat inflasi yang melonjak dan kesulitan ekonomi.

Biaya haji di sana telah meningkat secara astronomis bagi orang Mesir karena mereka bersaing dengan rekor inflasi tertinggi dan penurunan nilai pound Mesir sebesar 50 persen sejak tahun lalu.

Harga Paket Haji

Harga paket haji ekonomi dan plus untuk warga Mesir telah meningkat, yakni dari 30 persen menjadi 40 persen.

Dengan paket termurah berharga sekitar 125 ribu pound Mesir atau sekitar 4.000 dolar AS tahun ini. Tahun lalu biaya haji di Mesir sebesaf 95 ribu pound Mesir atau sekitar 3.000 dolar AS.

Lantas, beberapa paket haji plus untuk jamaah tahun 2023? Nilainya seharga 1,5 juta pound Mesir.

Depresiasi Nilai Pound Mesir

Karena sebagian besar biaya yang jamaah Mesir di Arab Saudi bayarkan adalah dalam riyal, depresiasi nilai pound Mesir selama setahun terakhir telah membuat biaya haji jauh lebih mahal.

Tiket pesawat dari Kairo ke Jeddah atau Madinah perkirakan akan terus meningkat seiring dengan semakin dekatnya musim haji.

Tahun ini, musim haji mulai pada 25 Juni. Peningkatan permintaan Komite Haji Mesir, badan pemerintah yang mengawasi haji setiap tahun, mengantisipasi bahwa tiket pesawat akan menelan biaya sekitar 45 ribu pound Mesir pada pertengahan Juni.

Harga tersebut lebih mahal dari pada perjalanan pulang pergi ke New York.

“Saya telah pergi haji beberapa kali sebelumnya, jadi saya tidak akan pergi tahun ini karena keluarga saya, seperti semua orang di komunitas kami, sedang dalam upaya hemat uang,” kata salah satu warga Mesir, Nouran Ahmed (46 tahun).

Related posts

Kasus Satria Arta, Menkum: Jadi Tentara Asing, Langsung Bukan WNI

Adi Rizki Ramadhan

Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih: Langkah Awal Menuju Kedaulatan Ekonomi Rakyat

adinda

Harvesting Hope, Kemitraan Riset Indonesia-Australia Solusi Bagi Petani Garam di Madura

Dewi

Leave a Comment

You cannot copy content of this page