Penulis : Lydia – Editor : Putri
Bontang, infosatu.co – Pesatnya kemajuan Media Informasi cukup memberikan kemajuan signifikan. Persaingan antara Media cetak maupun elektronik harus memberikan informasi yang tepat dan cepat. Ini membuat seorang jurnalis dituntut lebih kreatif dalam menyampaikan informasi yang terpercaya.
Foto : Humas Pemkot Bontang
Pemerintah Kota Bontang menugaskan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengadakan pelatihan jurnalistik dengan tema ‘Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia Menuju Masyarakat Informasi’.
Kegiatan ini sangat menarik dan akan dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari PPID Pembantu di lingkungan Pemkot Bontang, wartawan, dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Acara ini dilaksanakan selama dua hari mulai Rabu (16/10/2019) hingga Kamis (17/10/2019). Dihari pertama digelar di Auditorium Taman 3 D, dan Command Center bagi wartawan, di sesi kedua bagi Kelompok Informasi Masyarakat. Dihari kedua dilaksanakan di Pulau Beras Basah yang diikuti seluruh peserta.
Bimtek jurnalistik kali ini dibanjiri beragam doorprize serta hadiah utamanya adalah satu unit sepeda.
Sekretaris Diskominfo Ririn Sari Dewi, S.Ip, M.Si, yang mewakili Walikota Bontang dr. Hj. Neni Moerniaeni, Sp.Og, mengatakan bahwa kegiatan ini termasuk upaya untuk meningkatkan SDM khususnya pengenalan dunia pers yang perkembangannya begitu cepat.
Pembangunan yang dilakukan Pemkot Bontang dari tahun ke tahun menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Dan perkembangan dunia pers untuk memperoleh kebebasan tanpa dikekang siapa pun.
“Tidak mungkin ada demokrasi tanpa adanya kebebasan pers. Namun dalam Negara Demokrasi, pers akan menemukan kebebasan. Pers tidak hanya menyampaikan berita. Namun merupakan media penyampaian pendapat, kritik, dan saran untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, bangsa dan negara,” tuturnya, Rabu (16/10/2019).
Walikota Neni berharap kegiatan ini bisa memberikan pemahaman lebih jauh dalam dunia jurnalistik, termasuk pemahaman kode etik jurnalistik. Harapannya tidak ada lagi hoaks dan ujaran kebencian yang tersebar melalui media.
Diskominfo menghadirkan dua narasumber yakni Redaktur Jawa Pos Doan Widhiandono, S.Sos, M.I.Kom, dan Editor in chief di media siber kaltimkece.id, Felanans Gevrido Yosef Mustari. Ini upaya memberikan pemahaman bagi peserta Bimtek Jurnalistik.
Doan Widhiandono, dalam materinya yang berjudul Jurnalisme Zaman Now menjelaskan tentang semangat jurnalistik di era saat ini untuk mengembalikan kode etik jurnalistik yang tergeser karena kemajuan teknologi informasi.
“Saat mencari fakta dalam sebuah kejadian, seorang jurnalistik harus patuh terhadap aturan kode etik dalam menyajikan berita. Jurnalistik harus paham bahwa berita yang disajikan harus menyentuh sisi emosional pembacanya.” katanya.
Contohnya saat mengaplikasikan infografis tata letak halaman yang sangat atraktif, membuat pembaca merasa puas akan penyajiannya. Dan gaya penceritaan harus mulai berubah.
“Satu-satunya pakem jurnalistik yang harus di jaga yaitu apa pun yang kita sajikan harus tetap faktual,” kata Doan.
Redaktur halaman Internasional Jawa Pos ini memaparkan sepuluh News Value. Seperti berita tentang aktual, gaung, kedekatan seperti wilayah, ketokohan, nilai manusia, kebaruan/sebelumnya tidak pernah terjadi, dampak, kejenakaan/keunikan, informatif, eksklusivitas yang tidak dimiliki media lain.
Editor in chief di media siber kaltimkece.id, Felanans Gevrido Yosef Mustari menerangkan materinya yang bertema teknik penulis.
“Teknik penulisan artikel dimulai dengan menentukan jenis berita, judul, teras berita, badan berita, bahasa, tidak boros kata, penulisan angka, lampiran berita, hingga referensi.” tutupnya.
