Samarinda, infosatu.co – Sejumlah warga Perumahan Borneo Mukti 2, Jalan Damanhuri, Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur menggelar aksi demonstrasi, Minggu (21/4/2024).
Mereka mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memberikan subsidi pembelian air bersih yang langka di kawasan tersebut. Kondisi itu dituding akibat kelalaian pihak pengembang perumahan dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Dalam aksi tersebut, warga juga membentang sejumlah poster bernada protes. Poster itu bertuliskan “Tarif Elit Pelayanan Sulit, Bayar Lancar Ngalir Tak Lancar, Pak Wali Kota Tolong Bantu Suplai Air Bersih Dari PDAM/Mobil Tangki”.
Selain itu, sejumlah warga perempuan juga melakukan aksi teatrikal sebagai bentuk protes atas kelangkaan air bersih di Perumahan Borneo Mukti 2.
Yeni, salah seorang warga mengatakan bahwa kelangkaan air bersih kali ini sudah berlangsung sekitar sebulan lalu, tepatnya saat Ramadan lalu. Akibatnya, warga terpaksa membeli air tangki dengan kisaran harga Rp100 sampai Rp150 ribu.
“Kami nggak mampu jika terus seperti ini, maka dari itu saya memohon ke Pak Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk memberikan subsidi,” ungkapnya kepada awak media, Minggu (21/4/2024).
Sebelumnya, warga mendapat pasokan air bersih dari Water Treatment Plant (WTP) atau instalasi pengolahan air (IPA) dari pihak swasta di kawasan tersebut.
Namun, sejak beberapa hari terakhir suplai air tidak lancar. Pihak pengelola beralasan kondisi tersebut akibat pompa yang rusak, sumber air mengering sehingga membutuhkan waktu untuk menampung air.
Namun, warga menilai pernyataan tersebut hanya alasan semata dari pengelola. Warga geram, apalagi pertemuan untuk membahas kelangkaan air bersih telah dijalankan 5 hingga 6 kali.
Namun, permasalahan tersebut tak kunjung ditangani. Padahal, kelangkaan air bersih sering terjadi selama setahun terakhir.
“Tadi subuh air mengalir, tapi saya hitung yang masuk di bak tidak sampai 200 liter. Sedangkan pembayaran selalu normal, di nota dan tercatat belasan kubik,” ujar warga dikutip dari Grup WhatsApp RT 41 Kelurahan Kelurahan Mugirejo.
“Bilangnya nyala 3×24 jam karena nunggu ditampung dulu, tapi kenyataannya sering gak nyala. Kalau nyala juga cuma sedikit yang masuk. Bahkan ada warga yang sampai membayar sebesar RP1,8 juta dalam kurun waktu tiga bulan. Tapi, ketika mempertanyakan soal krisis air ini, warga malah diancam akan diputus aliran airnya,” tulis warga.
Muhammad Anwar, warga lain yang terdampak kelangkaan air bersih berharap agar pembangunan penampungan air dengan pipanisasi dari PDAM segera terlaksana. Ia juga meminta Wali Kota Samarinda merekomendasikan kepada PDAM untuk memberikan bantuan air bersih melalui subsidi tangki.
“Harapannya ada 10 tanki dalam satu minggu yang didrop ke sini bagi 560 KK di RT 41 ini untuk kebutuhan sehari-hari,” harapnya.
“Besar harapan kami kepada Pemkot Samarinda, sebab sudah tidak ada solusi lagi. Setelah kami melakukan pertemuan, respon yang diberikan kurang baik. Maka, saya berharap Pemkot Samarinda terutama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda mampu menangani hal ini,” pungkasnya.