Samarinda, infosatu.co – Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur – Kalimantan Utara (LPADKT- KU) melakukan ritual pemotongan babi dan ayam di simpang Mal Lembuswana Jalan Mayor Jendral S. Parman, Senin (24/1/2022).

Pemotongan hewan ini sebagai bentuk amarah suku Dayak terhadap wartawan senior Edy Mulyadi, karena sudah menghina masyarakat Kalimantan dengan pernyataannya pada video berdurasi 57 detik yang beredar luas di masyarakat.
Dijelaskan Ketua Umum LPADKT- KU Vendy Meru, suku Dayak ini adalah suku yang sangat sakral. Tidak hanya itu, Dayak merupakan suku yang paling banyak di Indonesia, terdiri dari 288 etnis suku Dayak dan 400 sub suku.
“Setiap etnis Dayak mempunyai budaya sendiri dan saya ini suku Dayak Lundaye,” ucapnya usai menggelar orasi dan melakukan ritual pemotongan hewan.

Ketika Dayak Lundaye menggelar pemotongan babi atau mengeluarkan darah, ini membuktikan bahwa masyarakat Dayak bahkan Leluhur itu marah dan tersinggung atas tindakan orang-orang yang melecehkan sebuah suku.
“Kami sudah memotong satu ekor babi dan satu ekor ayam, ini melambangkan bahwa suku Dayak beribu-ribu etnisnya, sukunya dan juga agamanya. Ayam melambangkan muslim dan non muslim menggunakan babi,” jelasnya.
Vendy merasa bahwa Edy Mulyadi benar-benar melakukan penghinaan, pelecehan dan harkat martabat suku asli Kalimantan khususnya Kaltim. Oleh sebab itu, masyarakat adat Dayak tetap akan melakukan upaya hukum dengan melapor ke Polres, Polda dan Polri.
Edy Mulyadi CS harus diberikan pembelajaran tegas karena sudah menghasut NKRI dan menghianati Pancasila. Sebab itu, pihak aparat penegak hukum harus bertindak tegas.
“Agar masalah ini tidak berlarut-larut, kami minta Kapolri segera mengambil tindakan tegas, tidak ada kompromi kepada orang-orang yang menyampaikan ujaran kebencian. Di sini jelas ada unsur SARA dan pelanggaran ITE,” tegasnya.
Kemudian untuk hukum adat Dayak, Vendy menegaskan bahwa persoalan ini akan diserahkan kepada kepala adat masyarakat Dayak termasuk Adat Kutai, Banjar, Tidung, Paser dan lain-lain.
Disinggung terkait video klarifikasi dan permintaan maaf dari Edy Mulyadi, Vendy menggambarkan bahwa sosok wartawan senior itu memiliki gaya yang sombong dan arogansi sambil tertawa minta maaf.
“Buat kami penyampaian itu bukan permintaan maaf yang tulus dan ikhlas, orang pintar tidak akan menerima hal itu. Tetap saja dia harus bertanggungjawab atas tindakannya. Mulut mu adalah harimau mu, melebur angin menuai badai. Itu Filosopinya,” terangnya.
Ia juga menyampaikan, LPADKT- KU mendukung IKN di Kalimantan yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
“Kami dukung iklash tanpa embel-embel apapun, ini komitmen kami dari LPADKT- KU. NKRI harga mati, kalau boleh lebih cepat lebih baik,” katanya. (editor: Dani)