Samarinda, infosatu.co – Tinggal tiga hari lagi, East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 akan resmi digelar.
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur memastikan seluruh persiapan teknis telah mencapai lebih dari 85 persen, dan pelaksanaan acara siap dimulai pada 25 hingga 29 Juli mendatang di Samarinda.
Rundown Kegiatan 25-29 Juli 2025
Rangkaian kegiatan dimulai pada Jumat, 25 Juli 2025, pagi hari, dengan Kirab Budaya Internasional yang berlangsung pukul 06.30–10.00 WITA.
Arak-arakan seni budaya ini akan menempuh rute dari Taman Samarendah menuju Kantor Gubernur Kaltim.
Kirab menjadi simbol pembuka kemeriahan festival yang akan melibatkan peserta dari lima negara dan lima provinsi di Indonesia.
Malam harinya, Opening Ceremony akan berlangsung di Stadion Gelora Kadrie Oening mulai pukul 19.30 sampai 23.30 WITA.
Upacara pembukaan akan menampilkan atraksi budaya dari delegasi luar negeri, serta pertunjukan khas nusantara.
Kegiatan berlanjut pada Sabtu dan Minggu, 26–27 Juli 2025, dengan berbagai agenda di Temindung Creative Hub dan halaman Stadion Kadrie Oening.
Di siang hari, pukul 14.00 hingga 18.00 WITA, akan berlangsung lomba lagu daerah dan fashion show busana adat.
Di waktu yang sama, digelar pula Pameran Ekonomi Kreatif yang menampilkan produk unggulan UMKM lokal.
Malamnya, pukul 19.30 hingga 22.00 WITA, akan dipentaskan pertunjukan seni internasional dari lima negara dan beberapa daerah di Indonesia.
Senin, 28 Juli 2025, akan diisi dengan kunjungan delegasi ke sekolah-sekolah di Samarinda mulai pukul 09.30 hingga 12.30 WITA.
Lokasi kunjungan mencakup SMA 1, SMK 1, SMK 3, SMA 2, dan SMA 16.
Tujuannya ialah mempererat interaksi budaya antara pelajar lokal dengan peserta mancanegara dalam suasana edukatif dan santai.
Pada malam harinya, Closing Ceremony akan digelar mulai pukul 19.30 hingga 22.30 WITA di Stadion Gelora Kadrie Oening.
Penutupan akan diisi devile peserta dan tari massal sebagai simbol perpisahan dan perayaan keberagaman budaya.
Keesokan harinya, Selasa, 29 Juli 2025, peserta festival akan mengikuti kegiatan wisata budaya. Mereka dijadwalkan mengunjungi kawasan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara.
Setelah itu, mereka akan menikmati makan siang di Pantai Watu, Balikpapan, sebagai penutup kegiatan, sembari menyaksikan panorama alam Kalimantan Timur dengan narasi pembangunan dan peradaban baru.
_Note: Rundown dapat berubah sewaktu-waktu_
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, memastikan bahwa EBIFF 2025 akan berjalan tertib dan nyaman untuk semua pihak.
“Kita ingin festival ini meriah, tapi juga tertib. Jadi kenyamanan masyarakat, terutama di jalan dan area publik, tetap kami utamakan,” tegas Sri Wahyuni usai memimpin rapat finalisasi di Dinas Pariwisata Kaltim, Selasa, 22 Juli 2025.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi menyeluruh bersama OPD, kepolisian, dan seluruh elemen pendukung teknis acara.
“Besok kami turun langsung untuk check and recheck kesiapan lapangan sebelum gladi kotor. Tahun ini harus lebih baik, lebih rapi, dan lebih tertib dari tahun sebelumnya,” ujarnya.
Dinas Pariwisata juga menegaskan bahwa rundown kegiatan dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi lapangan.
Namun demikian, seluruh persiapan telah dipetakan secara rinci agar festival internasional ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan budaya, tapi juga momentum pemulihan ekonomi dan promosi pariwisata Kalimantan Timur di mata dunia.
Kilas Balik EBIFF 2024
Tahun 2024, EBIFF sukses digelar pada 26–30 Juli di Samarinda.
Festival ini menampilkan pertunjukan seni dan budaya dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Bulgaria, Jepang, Korea Selatan, Mesir, dan Polandia.
Serta dari sejumlah daerah Indonesia seperti Malinau, Pinrang, Kolaka, Palu, Kulon Progo, Bangka Belitung, dan DKI Jakarta.
Festival dibuka dengan Kirab Budaya yang melibatkan kelompok seni dari dalam dan luar negeri.
Parade ini dimulai dari depan Five Premier Hotel di Jalan Bhayangkara dan berakhir di Kantor Gubernur Kaltim di Jalan Gajah Mada.
Kirab ini menampilkan beragam pakaian adat dan kesenian tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya dunia dan nusantara.
Selama lima hari pelaksanaan, setiap malam digelar pertunjukan tari dan musik dari berbagai negara di Gelora Kadrie Oening Sempaja.
Penampilan delegasi asing memukau ribuan penonton dan menjadi daya tarik utama festival.
Penutupan EBIFF 2024 dilangsungkan pada 30 Juli oleh Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni, yang menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang telah menyukseskan acara tersebut.
Ia juga mengajak masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam EBIFF tahun berikutnya.
EBIFF bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan juga perayaan identitas, toleransi, dan diplomasi antarbangsa.
Tahun 2025 ini, tepatnya tiga hari lagi, semangat tersebut kembali diusung lebih kuat dalam balutan narasi global dan kearifan lokal Kalimantan Timur. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Nur Alim