
Samarinda, infosatu.co – Persoalan banjir yang terus melanda Samarinda masih menjadi tantangan yang belum terselesaikan.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencari solusi jangka panjang.
Salah satu langkah yang ia dorong adalah penerapan lubang biopori di setiap rumah warga guna mengurangi risiko genangan air.
“Apabila setiap rumah memiliki lubang biopori, maka volume air yang tergenang bisa berkurang hingga 30 persen, kemudian biopori juga berperan dalam mengolah sampah organik menjadi kompos,” ungkapnya, Kamis, 13 Maret 2025.
Selain itu, Viktor juga menekankan perlunya pembangunan lebih banyak polder atau danau retensi sebagai langkah strategis dalam pengendalian banjir.
Ia mengapresiasi inisiatif Pemkot Samarinda yang telah membangun Polder Pampang dan Bengkuring, namun menegaskan bahwa proyek ini harus diperluas ke wilayah lain yang rawan banjir.
“Polder yang telah dibangun harus segera diselesaikan dan proyek serupa perlu diperluas ke titik-titik strategis lainnya. Ini merupakan langkah jangka panjang dalam mengatasi banjir,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus (SKM) yang harus dilakukan dengan pendekatan yang adil.
Menurutnya, proses pembebasan lahan di sepanjang SKM perlu mempertimbangkan hak warga terdampak, termasuk penyediaan lahan pengganti yang layak.
Sebagai tambahan, Viktor mengusulkan pembangunan sistem kanal dan pemasangan pompa air untuk mempercepat aliran air menuju Sungai Mahakam, terutama di kawasan Samarinda Utara yang kerap mengalami banjir parah.
“Masyarakat perlu berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Gotong royong membersihkan parit dan saluran air di tingkat RT harus dilakukan secara rutin,” tutupnya.