Samarinda, infosatu.co – Meskipun Mendikbud Ristek Nadiem Makarim sudah memperbolehkan pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SMA/SMK, namun hingga kini kegiatan tersebut belum juga terlaksana di Kaltim.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi membenarkan bahwa sebenarnya Kemendikbud Ristek sudah mempersilakan SMA/SMK untuk melakukan proses belajar mengajar di sekolah.
“Namun tentunya dengan syarat gurunya sudah divaksin, sarana dan prasana sesuai persyaratan serta yang utama ada izin dari wali murid,” ungkapnya.
Orang nomor dua di Kaltim itu mengatakan bahwa orang tua juga punya hak untuk menolak jika keberatan anaknya mengikuti PTM.
“PTM ini kan tidak mesti dari pagi sampai sore bisa diatur waktunya, kemudian kurikulumnya menggunakan kurikulum darurat. Artinya, yang tidak penting tidak usah,” jelasnya.
Sedangkan untuk loss learning menurut Hadi, itu merupakan risiko yang dihadapi akibat adanya musibah pandemi Covid-19.
“Sekarang kita harus bangkit, yang lewat-lewat ya sudah. Ketika Covid-19 naik pada Juni-Juli kita juga tidak mungkin menggelar PTM,” tegasnya.
Hadi mempersilakan digelarnya PTM tingkat SLTA. Hanya saja ia menyarankan agar tidak serentak namun perlahan.
“Coba dulu sekolah yang memungkinkan dengan lima syarat tadi. Diadakan simulasi sekolah mana yang sudah melaksanakan vaksinasi dan mendapat izin walinya, kemarin laporannya SMAN 2 Samarinda sudah siap. Kalau saya silakan saja,” terangnya.
Sebenarnya lanjut mantan legislator Senayan itu, yang paling penting melakukan PTM adalah anak-anak SD. Sebab, jangan sampai tidak bisa calistung (suatu metode dasar anak bisa mengenal huruf dan angka).
“Tapi diadakan simulasi dulu lah kepada anak-anak untuk memastikan aman. Menurut saya anak SD yang mendesak, karena masih belajar membaca. Jangankan cara membaca, memegang pulpen atau pensil saja harus diajarkan secara langsung. Cara menarik huruf A, B dan C itu kan perlu diajarkan,” tutupnya. (editor: irfan)
