
Samarinda, infosatu.co – Kota Samarinda yang juga ibu kota provinsi terus menghadapi tantangan besar terkait masalah sampah. Meskipun telah dilakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat, persoalan sampah ini sepertinya tak kunjung usai.
Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda Angkasa Jaya Djoerani mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini. Menurutnya, pemerintah harus hadir dan sungguh-sungguh dalam mengatasi masalah sampah di Kota Tepian.
“Padahal kita sebagai kota jasa dan menjadi ibu kota provinsi, namun masih menghadapi tantangan besar terkait masalah sampah ini,” kritik Angkasa Jaya, Rabu (12/7/2023).
Dengan populasi penduduk mencapai 837 ribu jiwa saat ini, Kota Samarinda diperkirakan menghasilkan sampah sekitar 68.680 m3 per bulan atau 2.257 m3 per hari.
Untuk itu, Angkasa meminta Pemerintah Kota Samarinda mengambil langkah tegas dalam menangani masalah sampah ini. Ia mengungkapkan kekhawatiran khusus terkait tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada di Sambutan dan Gunung Bukit Pinang yang saat ini hampir mencapai kapasitas maksimal.
“Dua tempat ini sudah hampir penuh, maka dari itu Pemkot Samarinda perlu memperhatikan langkah penyelesaian selanjutnya,” jelas Angkasa.
Sebagai solusi jangka panjang, politikus PDIP ini juga menyarankan adanya edukasi kepada masyarakat tentang nilai ekonomis sampah. Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi bahan baku plastik baru melalui proses pengolahan plastik.
“Usul saya, masyarakat harus diberi pemahaman bahwa sampah plastik memiliki nilai ekonomis. Sehingga mereka sudah dapat memilah sampah di rumah menjadi sampah plastik, kertas, sampah organik, dan non-organik,” paparnya.
“Untuk mencapai hal itu, pengolahan yang baik harus dilakukan dan pemkot dapat mengundang investor yang ahli dalam bidang ini agar pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik,” tambahnya.