
Samarinda, infosatu.co – Anggota DPRD Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) Sani Bin Husain menyoroti persoalan mendasar yang masih membelenggu masyarakat.
Masalah yang dimaksud yaitu rendahnya kualitas hidup yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta tingginya angka stunting.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan seharusnya diukur dari kemampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat.
Namun, kenyataan di lapangan masih menunjukkan banyak warga kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara angka stunting belum juga turun signifikan.
“Untuk apa APBD tinggi kalau bayi yang lahir masih kekurangan gizi,” ungkapnya
Sani mengingatkan, stunting merupakan masalah serius karena berhubungan langsung dengan masa depan generasi muda.
Ia menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan pemerintah tidak otomatis mampu menekan angka stunting.
Sebab fokusnya lebih kepada anak usia sekolah, bukan bayi dan balita yang berada pada periode emas pertumbuhan.
“Stunting itu terkait gizi sejak bayi sampai balita. Kalau programnya hanya untuk anak sekolah, ya tidak akan menyelesaikan masalah utama,” jelas politisi PKS ini.
Sebagai solusi, ia mendorong pemerintah untuk meninjau kembali skema program bantuan.
Menurutnya, pemberian bantuan tunai kepada orang tua lebih tepat sasaran karena memungkinkan keluarga menyiapkan makanan bergizi di rumah.
“Kalau orang tua diberi uang tunai misalnya Rp15 ribu per anak per hari, mereka bisa masak makanan bergizi dari rumah untuk bekal anak-anak. Itu lebih efektif,” pungkasnya.