infosatu.co
DISKOMINFO KALTIM

Samarinda Tuan Rumah EBIFF 2025, Ajang Promosi Budaya dan Pariwisata

Teks : Pemapararan Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kaltim, Awang Khalik

Samarinda, infosatu.co – Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) bersiap menjadi tuan rumah perhelatan budaya berskala internasional, East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025.

Festival ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari, sejak 25 hingga 29 Juli mendatang, dan akan mengusung semangat kolaborasi lintas budaya.

 

Teks: Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kaltim, Awang Khalik

Berbagai agenda kebudayaan akan dihelat di sejumlah lokasi ikonik di ibu kota Kalimantan Timur.

Selain itu, juga ada kirab budaya, pertunjukan seni tradisional dan mancanegara, kunjungan ke sekolah, serta tur budaya ke wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).

Informasi resmi mengenai penyelenggaraan festival disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Ruang WIEK, Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur, Rabu, 11 Juni 2025.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Diskominfo Kaltim, berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kalimantan Timur sebagai bentuk sinergi kelembagaan dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata dan budaya.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kaltim, Awang Khalik, menyebutkan bahwa penyelenggaraan EBIFF tahun ini akan hadir dengan skala yang lebih besar dan atmosfer internasional yang lebih kuat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“EBIFF 2025 akan tampil lebih semarak. Akan ada lebih banyak pertunjukan budaya dari negara-negara sahabat dan pastinya akan membawa nuansa internasional yang lebih kuat,” katanya kepada awak media.

Beberapa negara telah memastikan keikutsertaannya dalam ajang ini. India, Korea Selatan, Romania, Rusia, dan Polandia telah menyampaikan konfirmasi resmi kehadiran delegasi. India akan mengirimkan 12 peserta, sementara Polandia dipastikan mengutus 25 orang.

Tak hanya dari luar negeri, sanggar budaya lokal dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, seperti Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Kutai Barat, juga telah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi.

Festival akan dibuka pada 25 Juli dengan Kirab Budaya dan seremoni pembukaan di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Timur.

Sehari berselang, pada 26 Juli, masyarakat Samarinda akan disuguhkan dengan Parade Budaya dan pertunjukan seni internasional yang digelar di Temindung Creative Hub serta kawasan Gelora Kadrie Oening Sempaja.

Memasuki hari ketiga, pada 27 Juli, kegiatan akan berlanjut dengan pameran, lokakarya, serta prosesi pertukaran cenderamata antarbangsa yang dipusatkan di area Kantor Gubernur.

Kegiatan ini menjadi salah satu wadah pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar pelaku budaya. Pada 28 Juli menjadi momentum penting untuk memperkenalkan ragam budaya dunia kepada generasi muda.

Para delegasi internasional dijadwalkan menyambangi sejumlah sekolah di Samarinda, di antaranya SMKN 5, SMKN 3, SMAN 10, SMAN 16, dan SMAN 1.

Kunjungan ini diharapkan mampu memperluas wawasan pelajar serta membangun jembatan komunikasi antarbangsa sejak usia dini.

Puncak sekaligus penutup festival akan digelar pada 29 Juli. Rangkaian kegiatan ditutup dengan wisata budaya ke kawasan IKN dan makan siang bersama di Pantai Watu, Balikpapan.

Agenda ini bukan sekadar penutup, tetapi juga menjadi simbol semangat lintas masa dan lintas batas yang diusung dalam keseluruhan pelaksanaan EBIFF.

Lebih dari sekadar perayaan seni, EBIFF juga diharapkan membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan pelaku usaha lokal.

Awang Khalik menegaskan bahwa festival ini membuka ruang luas bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pelaku ekonomi kreatif untuk turut terlibat secara aktif.

“Festival ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif untuk terlibat. Kita akan fasilitasi pameran produk lokal di sekitar area pertunjukan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dengan telah diberikannya izin dari Kementerian Dalam Negeri untuk kembali memanfaatkan fasilitas hotel bagi kegiatan resmi, pihaknya kini dapat lebih optimal dalam mengatur akomodasi peserta.

Hal ini, menurutnya, sekaligus menjadi angin segar bagi sektor perhotelan yang sempat terpukul dalam beberapa tahun terakhir.

“Surat dari pusat sudah masuk, yang penting kita jaga efisiensi dan komunikasi. Semangat gotong royong menjadi kunci,” tuturnya.

Tahun lalu, EBIFF 2024 mencatatkan capaian yang tak kalah impresif. Festival tersebut dihadiri delegasi dari enam negara, termasuk Amerika Serikat, Bulgaria, Jepang, Korea Selatan, Mesir, dan Polandia.

Selama lima hari, Gelora Kadrie Oening dipadati ribuan pengunjung yang datang menyaksikan parade, pertunjukan musik, dan tarian tradisional dari berbagai penjuru dunia.

Awang Khalik menegaskan EBIFF bukan hanya sebuah pertunjukan budaya semata, melainkan juga menjadi ruang diplomasi dan penguatan identitas.

Ia menyebut bahwa festival ini merupakan panggung tempat budaya lokal dapat berdampingan dengan budaya dunia tanpa harus kehilangan jati diri. (Adv/Diskominfokaltim).

Editor : Nur Alim

Related posts

Pemprov Kaltim Pastikan Pangan Murah Terjangkau hingga Perbatasan

Adi Rizki Ramadhan

DPTH Kaltim Hadirkan 60 Tenant di GPM Samarinda, Tawarkan Bahan Pokok Murah

Adi Rizki Ramadhan

Satgas Pangan Telusuri Kasus Beras Oplosan di Kaltim, Seno Aji: Harus Diproses Tegas

adinda

Leave a Comment

You cannot copy content of this page