infosatu.co
DLHK Kukar

Rumah Tangga Jadi Basis Utama Pengelolaan Sampah di Kukar

Teks: Sekretaris DLHK Kukar, Taupiq menyampaikan sambutan pada kegiatan workshop pengelolaan sampah

Kukar, infosatu.co – Persoalan sampah menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kualitas lingkungan hidup di Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim).

Setiap hari, volume sampah yang dihasilkan masyarakat terus bertambah, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya aktivitas sosial ekonomi.

Kondisi ini memunculkan kebutuhan mendesak akan langkah konkret untuk menekan timbulan sampah, terutama yang berasal dari rumah tangga.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara, Taupiq, menegaskan bahwa peningkatan jumlah sampah tidak dapat dihindari, namun bisa dikendalikan jika masyarakat mau mengambil peran.

“Jumlah timbulan sampah meningkatkan karena pertumbuhan populasi penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Itu disampaikan dalam kegiatan workshop pengelolaan sampah di Kantor DLHK Kukar, Selasa, 30 September 2025.

Berdasarkan Data Kependudukan Bersih (DKB) Semester I Tahun 2025, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara tercatat mencapai 869.642 jiwa.

Dari hasil kajian DLHK, rata-rata setiap orang menghasilkan sampah sekitar 0,49 kilogram per hari.

“Jadi masing-masing kita ini menghasilkan sampah sebesar 0,49 kilo gram. Kalau dikalikan per tahun itu menghasilkan sampah sebanyak 144.080,10 ton,” kata Taupiq.

Seluruh timbunan sampah tersebut pada akhirnya bermuara ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok.

Fasilitas itu kini sudah berusia 34 tahun dan setiap harinya menerima tak kurang dari 85 ton sampah.

Kondisi ini, menurut Taupiq, menunjukkan bahwa kapasitas TPA kian terbebani dan memerlukan strategi baru dalam mengurangi jumlah sampah yang masuk.

“Untuk itu hari ini kita berkolaborasi untuk mengurangi sampah dan kami percaya perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil,” ucapnya.

Ia menekankan pentingnya memulai pengelolaan sampah sejak dari rumah.

Peran ibu rumah tangga dinilai sebagai ujung tombak keberhasilan upaya tersebut.

“DLHK Kukar tidak dapat melaksanakan tugasnya sendiri, kalau ibu-ibu tidak mengambil peran,” tutur Taupiq.

Kegiatan yang digagas DLHK Kukar, lanjut dia, tidak sekadar bersifat seremonial.

Lebih dari itu, program ini dimaksudkan sebagai bentuk penguatan kesadaran bersama bahwa pengelolaan sampah memerlukan keterlibatan aktif masyarakat.

Taupiq berharap peran perempuan, khususnya ibu-ibu rumah tangga, bisa menjadi motor penggerak dalam membangun kebiasaan baru di tingkat keluarga.

Ia optimistis, dengan langkah sederhana seperti memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, masyarakat dapat mengurangi beban TPA dan sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Harapan tersebut, menurutnya, sejalan dengan visi Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mewujudkan tata kelola lingkungan yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi warga. (Adv)

Related posts

Workshop DLHK Kukar, Perempuan Didorong Jadi Agen Perubahan Lingkungan

Martinus

Warga Sukarame Diajak Wujudkan Lingkungan Bersih Berkelanjutan

Musriva

DLHK Kukar: Perlu Pengawasan Lingkungan Berbasis Dokumen Laporan Masyarakat

Musriva

Leave a Comment

You cannot copy content of this page