Samarinda, Infosatu.co – Ajang Kaltim Expo 2025 tidak hanya menampilkan produk unggulan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), tetapi juga menjadi ruang edukasi bagi masyarakat tentang potensi kekayaan alam Kalimantan Timur (Kaltim).

Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah PT Istana Lebah yang memperkenalkan berbagai jenis madu hutan beserta produk turunannya.
Direktur PT Istana Lebah, Abdurrahman Mochtar, menjelaskan pihaknya membawa tiga jenis lebah utama yang dibudidayakan maupun dipanen dari hutan Kalimantan Timur.
Tiga jenis tersebut yakni lebah hutan Apis dorsata, lebah Apis mellifera, dan lebah kecil Trigona yang memiliki banyak varietas.
“Untuk pengetahuan terkini, kami tampilkan tiga jenis lebah madu, termasuk Apis dorsata yang dipanen di hutan dengan cara memanjat pohon hingga 70 meter,” katanya.
“Lalu ada Apis mellifera, dan jenis Trigona yang punya banyak varietas seperti Trigona itama, tauracica, serigunta, hingga imbiroi,” jelas Abdurrahman saat ditemui di arena expo, Selasa, 26 Agustus 2025.
Menurutnya, keberadaan lebah hutan tidak hanya menghasilkan madu dengan cita rasa khas sesuai vegetasi yang dihisap, tetapi juga memberikan nilai tambah pada masyarakat sekitar.
Lebah yang ditempatkan di perkebunan rambutan akan menghasilkan madu rambutan, sedangkan jika berada di area kopi, maka madunya akan beraroma bunga kopi.
“Jenis lebah dan vegetasi tempat mereka hidup sangat menentukan rasa dan warna madu,” imbuhnya.
Selain madu murni, PT Istana Lebah juga memperkenalkan berbagai produk turunan seperti lilin lebah yang diolah menjadi bahan kosmetik, minyak rambut, hingga kebutuhan batik.
Permintaan lilin lebah bahkan datang dari luar daerah seperti Pekalongan, serta beberapa negara tetangga, di antaranya Malaysia dan Singapura.
“Kami tidak hanya memanfaatkan madu, tapi juga lilin lebah yang banyak digunakan sebagai bahan dasar batik maupun kosmetik. Ini bukti bahwa lebah memiliki manfaat luas bagi kehidupan manusia,” katanya.
Di sela kegiatan, Abdurrahman juga menuturkan bahwa pihaknya kerap bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Kalimantan Timur dalam program pemberdayaan masyarakat.
PT Istana Lebah sering diundang sebagai narasumber untuk kelompok tani hutan (KTH) dalam rangka memberikan edukasi tentang budidaya lebah.
“Dari Dinas Kehutanan, kami sering diajak menjadi narasumber untuk KTH. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang mau membudidayakan lebah madu, karena manfaatnya bukan hanya ekonomi, tetapi juga menjaga ekosistem,” terangnya.
Produk minuman olahan madu juga dipamerkan pada expo kali ini, mulai dari honey lemon, honey jahe, hingga minuman kemasan siap konsumsi.
Dia menegaskan bahwa diversifikasi produk dilakukan agar masyarakat bisa menikmati madu dalam berbagai bentuk yang lebih praktis.
Keikutsertaan PT Istana Lebah pada Kaltim Expo 2025 menjadi ajang promosi sekaligus edukasi, bahwa Kalimantan Timur memiliki potensi besar di sektor perlebahan.
Selain bernilai ekonomi, keberadaan lebah juga menjaga keberlangsungan vegetasi dan keseimbangan lingkungan.
“Dengan expo ini, kami ingin menunjukkan bahwa lebah bukan hanya penghasil madu, tapi bagian penting dari keberlangsungan alam. Kalau ekosistem hutan kita jaga, maka keberadaan lebah pun tetap lestari,” pungkasnya.