Samarinda, infosatu.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkapkan bahwa kebutuhan darah di kota ini masih sangat tinggi, mencapai 120 labu per hari bahkan bisa menyentuh 4.000 labu per bulan.
Informasi tersebut disampaikan Ketua PMI Kota Samarinda, Decky Zulkifli, saat ditemui seusai rangkaian Penganugerahan Pendonor Darah Terbanyak Tahun 2025 di GOR Segiri, Kamis, 13 November 2025.
Decky menegaskan bahwa kebutuhan darah sebesar itu menuntut manajemen distribusi yang cermat. Pasalnya, darah memiliki masa kedaluwarsa, sehingga stok tidak bisa disimpan secara berlebihan.
“Kebutuhan labu di Samarinda itu 120 per hari, bahkan sebulan bisa menyentuh sekitar 4.000. Angka ini besar dan tidak bisa ditopang hanya dengan stok. Kita harus menyesuaikan golongan darah, prediksi kebutuhan, serta permintaan rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Decky, setiap produk darah memiliki umur simpan tertentu mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu sehingga perencanaan harus dilakukan hati-hati.
“Darah ada expired-nya, jadi tidak bisa distok sembarangan. Tantangannya adalah menjaga ketersediaan tetap aman tanpa membuat darah terbuang karena kedaluwarsa,” jelasnya.
Hal ini menjadi alasan mengapa PMI mengelola donor darah secara berkelanjutan, mendorong partisipasi rutin masyarakat, dan memastikan golongan darah yang tersedia sesuai kebutuhan pasien.
Decky menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci kelancaran layanan darah. PMI Samarinda selama ini menjalin koordinasi erat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan seluruh rumah sakit di kota tersebut.
“Koordinasi dengan Dinkes dan rumah sakit sangat baik karena saling berkaitan. Rumah sakit membutuhkan kita, dan kita harus memastikan darah tersalurkan tepat waktu,” katanya.
Kebutuhan darah di Samarinda berasal dari berbagai kebutuhan medis, mulai dari operasi besar, kasus gawat darurat, persalinan risiko tinggi, hingga pasien dengan penyakit kronis yang memerlukan transfusi rutin.
Dengan tingginya permintaan darah, PMI Samarinda terus mengimbau masyarakat khususnya generasi muda untuk aktif mendonorkan darah secara teratur.
Decky menegaskan bahwa pendonor merupakan pahlawan kehidupan yang menjaga stabilitas kebutuhan darah harian kota.
“Semakin banyak pendonor rutin, semakin aman stok darah kita. Ini bukan hanya soal PMI, tapi kebutuhan kemanusiaan bersama,” ujarnya.
