Kukar, infosatu.co – Pantai Sultan Pinus Sanipah merupakan salah satu destinasi yang terus dikembangkan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim). Saat ini, kawasan bibir pantai tengah diuruk untuk nantinya dilengkapi dengan penahan gelombang pantai.
Jika telah rampung digarap, penahan gelombang itu diharapkan mampu meningkatkan keamanan bagi pelancong yang bermain air laut di bibir pantai. Infrastruktur itu dinilai penting karena tingkat kunjungan wisatawan di Pantai Sultan Pinus Sanipah semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Kedatangan pelancong yang mayoritas merupakan warga lokal paling banyak saat akhir pekan dan hari libur nasional. Mereka berwisata ke Pantai Sultan Pinus Sanipah untuk melepas penat bersama keluarga, kerabat maupun kolega.
Keluarga MSI Group berkesempatan mengunjungi Pantai Sultan Pinus Sanipah, Rabu (1/5/2024). Dari perbincangan dengan Rasyid, pengelola pantai akhirnya diketahui bahwa sebenarnya destinasi wisata itu milik perseorangan, yakni Muhammad Ilyansah.
Kendati demikian, pantai di Desa Sanipah, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kukar ini dibuka pada awal 2019. Hingga kini, telah masuk daftar destinasi wisata di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.
Rasyid menuturkan, pada awalnya pantai tersebut dinamakan Pantai Corona. Sebab, tepat pada saat itu bersamaan dengan pandemi Covid-2019.
“Namun seiring berjalannya waktu, tentu kita perlu mengurus perizinan ke Pemkab Kukar. Namun, melihat nama Corona tersebut dianggap kurang baik, akhirnya digantilah menjadi Pantai Sultan Pinus Sanipah,” ujarnya saat diwawancarai wartawan MSI Group.
Berjalan selama lima tahun, pantai ini masih dalam tahap proses pembangunan. Saat ini fasilitas yang tersedia berupa gazebo, toilet terpisah pria dan wanita, mushola, kantin, dan spot untuk bersantai.
Untuk harga tiket masuk, hari libur per motor Rp10 ribu dan hari biasa Rp5.000. Untuk tarif parkir mobil Rp30 ribu saat hari libur dan Rp20 ribu pada hari biasa.
Pihak pengelola juga menyediakan area seperti gazebo yang bisa disewa dengan harga Rp15 ribu/jam untuk yang tanpa listrik. Sementara, untuk gazebo yang disertai listrik dihargai Rp25 ribu/jam.
Dengan area gazebo yang luas, pengunjung bisa datang bersantai bersama keluarga sambil melakukan aktivitas lainnya. Sekedar menikmati pemandangan, makan bersama, hingga karaoke.
Namun, Rasyid menuturkan bahwa hingga kini, pengunjung yang datang ke Pantai Sultan Sanipah masih didominasi dari masyarakat lokal saja. Sehingga ramainya pengunjung hanya saat libur-libur nasional saja.
Rasyid berharap, perlu untuk memajukan, menjaga, merawat bersama potensi wisata lokal yang ada. Sehingga ketika wisata tersebut dilirik oleh pendatang dari manca negara, selain mampu meningkatkan taraf wisata Kukar juga mampu menyejahterakan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja.
Selama kunjungan, Keluarga MSI Group cukup menikmati suasana Pantai Sultan Pinus Sanipah. Area yang cukup luas, kemudian dari segi kebersihan lokasi, musala, hingga toilet bisa dikatakan terjaga.
Ada dua akses untuk menuju Pantai Sultan Pinus Sanipah. Jika dari arah Samarinda, waktu yang ditempuh sekitar 1,5 jam dengan jarak tempuh sekitar 66 kilometer. Sedangkan dari Bontang menempuh waktu sekitar 45 menit. Akses jalan juga sudah baik dan lancar.
Tentu ini menjadi potensi lokal yang harus dimaksimalkan dengan berbagai fasilitas agar mampu menarik minat masyarakat lokal maupun luar. Melihat kondisi pantai yang masih bisa dikatakan baik dibandingkan area lainnya.