Sangasanga, infosatu.co – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas bumi melalui inovasi roughing berupa intervensi tanpa rig yang dapat memantik sumur-sumur yang sebelumnya berhenti beroperasi kembali berproduksi.
Pjs. General Manager Zona 9 Ade Diar Suhendar menyatakan bahwa penerapan inovasi ini adalah hasil kolaborasi dengan PT Pertamina (Persero) dan Subholding Upstream Pertamina dalam rangka mendukung produksi migas nasional.
“Dengan inovasi roughing, kami mampu mempertahankan tingkat recovery dan produksi lapangan yang sudah mature,” ujar Ade.
Ia lantas menjelaskan teknis roughing berupa intervensi tanpa rig. Inovasi ini melibatkan penggunaan BioEcoFizz dan Pertanofa yang bekerja dengan mengubah air di dalam sumur menjadi busa.
Maka, dapat mengurangi tekanan hidrostatik dan memungkinkan sumur untuk kembali mengalir. Salah satu sumur yang berhasil diaktifkan kembali adalah sumur NKL-1042 yang kini menghasilkan 838 barel minyak per hari (bopd) dan 1.027 juta standar kaki kubik gas per hari (mscf).
Senior Manager PEP Sangasanga Field Sigid Setiawan mengungkapkan bahwa perusahaan akan terus mendukung inovasi tersebut untuk memperpanjang usia sumur dan memelihara tingkat produksi migas.
Selain inovasi roughing, produksi PEP Sangasanga Field juga didukung oleh pemasangan mini gas compressor sebagai Flare Recovery Unit di SP. Kontribusinya terhadap total penjualan gas mencapai 21 persen.
Saat ini, PEP Sangasanga Field memproduksi 5.649 bopd dan 6.237 mscfd yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
PEP Sangasanga Field di bawah Subholding Upstream Regional 3 yang dipimpin oleh PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) terus berinovasi dan menerapkan teknologi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas yang ramah lingkungan dan efisien.