
Kukar, infosatu.co – Proses penilaian Adipura di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) memasuki hari kedua pada Jumat, 12 September 2025.
Tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan pemantauan lapangan dengan menyasar sejumlah lokasi strategis di Tenggarong dan sekitarnya.
Sejak pagi, rombongan tim terlihat menelusuri Pasar Mangkurawang. Mereka memeriksa kondisi drainase, sudut-sudut pasar, hingga sistem pengelolaan sampah.

Aktivitas pedagang juga tak luput dari perhatian. Beberapa anggota tim bahkan sempat berdialog dengan para penjual untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kebersihan dilakukan sehari-hari.
Selain pasar, titik-titik lain yang masuk daftar penilaian meliputi fasilitas pendidikan seperti SDN 002 Kadewa, SDN 018 Stadion, dan SMPN 02 Tenggarong.
Pemantauan juga dilakukan di area ruang publik seperti Taman Pintar, Taman Ulin, Waduk Panji, serta ruas jalan utama di kawasan perkotaan, antara lain Jalan Diponegoro dan Jalan Awang Sabran.
Rangkaian peninjauan turut menyentuh kawasan pemukiman. Kelurahan Maluhu menjadi salah satu lokasi yang disorot, bersama dengan sejumlah bank sampah unit (BSU) di Melayu, Panji, dan Al Hidayah.
Tak ketinggalan, fasilitas pengolahan sampah seperti TPS3R Sumber Rezeki di Loa Tebu dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok juga menjadi sasaran pemeriksaan.

Seorang informan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara yang ikut mendampingi menyebutkan, tim kementerian sejauh ini masih fokus pada proses evaluasi di lapangan.
“Sesuai arahan, baik tim dari kementerian maupun DLHK Kukar sendiri belum dapat memberikan keterangan resmi karena penilaian masih berlangsung,” ujarnya.
Ia menambahkan, hasil dan keterangan lengkap baru akan disampaikan setelah seluruh rangkaian penilaian selesai di tingkat pusat.
Adipura merupakan penghargaan nasional yang diberikan kepada kota atau kabupaten atas komitmen dalam menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan ruang publik.
Penilaian melibatkan serangkaian indikator, mulai dari kebersihan pasar tradisional, kondisi pemukiman, hingga pengelolaan sampah di fasilitas umum.
Bagi Kutai Kartanegara, evaluasi ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan sejauh mana upaya pemerintah daerah bersama masyarakat menjaga wajah kota tetap bersih dan tertata. (Adv)
