Samarinda, infosatu.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) terus mengakselerasi pengembangan kawasan wisata unggulan daerah, termasuk destinasi potensial di wilayah pesisir dan pedalaman.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, Ririn Sari Dewi, menyatakan bahwa wilayah Biduk-Biduk dan Pulau Derawan kini masuk dalam prioritas utama pengembangan sektor pariwisata sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Biduk-Biduk dan Derawan menjadi salah satu prioritas pengembangan pariwisata Kalimantan Timur yang tertuang dalam RPJMD. Ini juga sebagai bentuk komitmen kita dalam penguatan KERS (Kawasan Ekonomi Rendah Emisi) dan Mangkaliat,” ujarnya pada Senin, 21 Juli 2025.
Salah satu langkah konkret dari komitmen tersebut adalah alokasi anggaran pada tahun 2026 mendatang, yakni sekitar Rp9 miliar yang akan diserahkan kepada Dinas Pariwisata Daerah (Dispar Daerah) untuk penguatan satuan kerja di kawasan ujung Kalimantan Timur.
Anggaran tersebut diharapkan mampu memperkuat kelembagaan, fasilitas, dan pengelolaan destinasi wisata lokal.
Lebih lanjut, Ririn menekankan pentingnya peningkatan aksesibilitas dan konektivitas ke kawasan wisata.
Salah satu strategi yang terus didorong adalah perbaikan infrastruktur jalan menuju kawasan-kawasan potensial.
Menurutnya, jika infrastruktur dasar seperti jalan dan akses transportasi sudah layak, maka efek bergandanya (multiplier effect) akan dirasakan hingga ke sektor ekonomi kreatif, perhotelan, transportasi, hingga kuliner lokal.
“Kalau jalan menuju destinasi wisata bagus, tentu wisatawan akan lebih mudah datang. Dampaknya bukan hanya ke pariwisata, tapi juga membuka ruang tumbuh bagi pelaku usaha lokal dan masyarakat,” jelasnya.
Terkait potensi wisata air di wilayah Kalimantan Timur, salah satunya Labuan Cermin yang berada di Kabupaten Berau, dia mengungkapkan bahwa meskipun data terkini terkait tiket masuk belum diperbarui, kunjungan wisatawan tetap menunjukkan tren positif, terutama saat musim liburan.
Ia juga mencatat bahwa destinasi-destinasi seperti Labuan Cermin, Pulau Kaniungan, dan Batu-Batu Beach masih membutuhkan sentuhan dari berbagai pihak untuk optimalisasi pelayanan, terutama dalam hal homestay, kuliner, dan standar hospitality (keramahtamahan).
“Kita masih butuh banyak perbaikan. Mulai dari pelatihan pengelola homestay, penyajian makanan, hingga pelayanan wisatawan secara umum. Jadi memang tidak cukup hanya dari dinas pariwisata saja, perlu dukungan kabupaten/kota, pelaku usaha, dan stakeholder lainnya,” terangnya.
Ia juga menyoroti event pariwisata yang diselenggarakan tahun ini, yang tetap menjadi daya tarik meski dengan partisipasi negara sahabat yang lebih terbatas akibat efisiensi anggaran dan kendala tiket penerbangan.
Beberapa negara yang telah mengonfirmasi keikutsertaannya antara lain India, Korea Selatan, Rumania, Rusia, Polandia, serta perwakilan provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
“Meski jumlah negara yang berpartisipasi lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya, semangat dan substansi acaranya tetap kami jaga. Kita kolaborasikan juga dengan sanggar seni daerah yang ada di Kalimantan Timur agar tetap meriah,” imbuh Ririn.
Dengan strategi kolaboratif dan fokus pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas pelayanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap pariwisata bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berdaya saing global. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Nur Alim
