infosatu.co
DISKOMINFO KALTIM

Pelestarian Budaya Kaltim, 17 Tradisi Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional

Teks: Analis Kesenian dan Budaya Daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Pri Angga Wicaksana

Samarinda, Infosatu.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) tengah mengajukan 17 usulan warisan budaya tak benda ke tingkat nasional tahun 2025.

Usulan ini mencakup beragam kesenian, kuliner tradisional, hingga pengetahuan lokal, sebagai upaya menjaga kelestarian budaya daerah agar tidak punah.

Hal tersebut disampaikan Analis Kesenian dan Budaya Daerah Disdikbud Kaltim, Pri Angga, mewakili Kepala Bidang Kebudayaan Sih Sudiono yang tengah berhalangan hadir.

Pri Angga menjelaskan, pihaknya kini tengah melengkapi hasil evaluasi dari tim ahli untuk memenuhi persyaratan sidang penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI).

“Untuk tahun 2025, kami sedang mengusulkan ada 17 objek kebudayaan yang ingin ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” katanya.

“Saat ini kami dalam tahap melengkapi dokumen, baik berupa karya budaya, jurnal, makalah, maupun video pendukung, serta menghadirkan maestro atau pelaku budaya,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Disdikbud Kaltim pada Selasa, 29 Juli 2025.

Beberapa warisan budaya yang diunggulkan antara lain kesenian Tingkilan khas Kutai yang hanya ada di Kalimantan Timur, serta tradisi lisan seperti Tarsul dari Kutai dan Betore dari Paser.

Selain itu, tradisi Bedendang yang dulunya dilakukan orang tua untuk meninabobokan anak sambil bekerja juga masuk dalam daftar usulan.

“Tingkilan, misalnya, ini khas Kalimantan Timur dan tidak ada di provinsi lain. Kalau tidak segera kita usulkan, bisa saja suatu saat diklaim daerah lain. Tradisi seperti Betore dan Bedendang juga menjadi perhatian karena masih lestari di masyarakat,” jelasnya.

Tak hanya kesenian, kuliner khas juga masuk dalam daftar, seperti Tambak Pulut dari Paser yang menjadi bagian prosesi adat, serta Amplang dan Amparan Tatak yang sudah menjadi identitas kuliner Kaltim.

Dia menambahkan, selain objek takbenda, Disdikbud Kaltim juga terus mendorong penetapan cagar budaya tingkat nasional.

Salah satunya adalah Lamin Mancong di Danau Jempang, Kutai Barat, yang unik karena memiliki dua lantai.

Namun, beberapa situs masih menjadi pekerjaan rumah, seperti Lamin Tolan dan Situs Gunung Selendang yang menyimpan jejak sejarah berupa kubur Tajo (makam dalam kendi).

“Untuk yang berbentuk benda, kami harus melengkapi kajian teknis agar bisa ditetapkan sebagai Cagar Budaya Tingkat Nasional. Prosesnya berjenjang, dari kabupaten/kota ke provinsi, lalu ke pusat,” terangnya.

Disdikbud Kaltim juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam melestarikan budaya.

Program seperti Gerakan Seniman Masuk Sekolah, lomba cerdas cermat budaya, serta kegiatan seni rupa dan karya tulis digencarkan agar pelajar sejak dini mengenal sejarah dan tradisi daerahnya.

“Kalau tidak dikenalkan sejak dini, generasi muda bisa saja kehilangan identitas budaya. Karena itu kami melibatkan seniman untuk mengajar di sekolah sekaligus mengatasi kekurangan guru seni. Kami ingin anak-anak kita bangga dengan budayanya,” tuturnya.

Selain pengusulan 17 objek ke tingkat nasional, Kaltim juga berupaya mendorong beberapa budaya ke tingkat dunia.

Misalnya, Mandau yang ada di seluruh Kalimantan sedang diajukan sebagai warisan dunia bersama-sama provinsi lain, serta Yupa dari Kutai yang diusulkan melalui Museum Nasional untuk menjadi Memory of the World UNESCO.

Dengan langkah ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap warisan budaya lokal tidak hanya bertahan di tengah gempuran modernisasi, tetapi juga diakui secara nasional dan internasional.

“Pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama. Kami optimis, dengan kolaborasi pemerintah, seniman, dan masyarakat, budaya Kaltim akan tetap lestari dan dikenal luas,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim)

Editor: Nur Alim

Related posts

Digitalisasi Arsip Dinamis, Diskominfo Kaltim Tingkatkan Kapasitas Tata Kelola Informasi

Adi Rizki Ramadhan

BPBD Kaltim Gelar Sosialisasi Dokumen Kajian Risiko dan Rencana Penanggulangan Bencana

adinda

Tiga Pilar Budaya Kaltim Jadi Fondasi Pelestarian Warisan Nusantara

adinda

Leave a Comment

You cannot copy content of this page